Harga TBS Anjlok Lagi

Harga TBS Anjlok Lagi

\"sawitBENGKULU, Bengkulu Ekspress - Harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani kembali anjlok dari Rp 1.100 per kg menjadi Rp 650 per kg. Hal ini membuat beberapa petani sawit di Bengkulu semakin menderita, pasalnya sawit yang selama ini menjadi tumpuan hidup, malah menjadi beban hidup.

\"Sekarang petani sawit di Bengkulu terutama di Seluma, benar-benar terpuruk karena TBS sawit melemah. Hal ini membuat pendapatan petani menurun,\" kata Maliki (34), salah seorang petani sawit asal Seluma, kemarin (2/12).

Ia mengatakan, hilangnya potensi pendapatan petani membuat mereka tidak mampu merawat kebunnya dengan baik, terutama membeli pupuk. Harga berbagai jenis pupuk, seperti Urea, NPK dan SP 36 di Bengkulu, sangat mahal beberapa kali lipat dari harga TBS sawit. Dengan harga sawit yang hanya Rp 650 per kg dipastikan petani tidak bisa memupuk tanaman sawitnya.

\"Di saat harga TBS anjlok, tidak terpikir membeli pupuk. Uang hasil panen sawit saja tidak cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari,\" terang Maliki.

Selain itu, petani sawit asal Bengkulu Tengah, Suparjo (44) mengatakan, saat ini pendapatan hasil panen kebun sawit paling tinggi Rp 1,2 juta per hektare dengan produksi 2 ton per hektare. Uang hasil panen sebesar Rp 1,2 juta tersebut belum dikurang upah panen dan biaya angkut sekitar Rp 500.000, sehingga sisa hasil panen Rp 700.000. \"Uang sebesar Rp 700 ribu untuk biaya hidup satu keluarga selama dua minggu, tidak akan cukup,\" keluh Suparjo.

Bahkan, hasil panen sawit tersebut juga tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga termasuk biaya anak sekolah. Fenomena ini membuat sebagian petani sawit semakin menderita, apalagi kejadian anjloknya harga sawit hampir terjadi sepajang tahun 2018. Bahkan, sekitar 4 bulan lalu, harga TBS sawit di Bengkulu, khususnya di Kabupaten Bengkulu Tengah, sempat menyentuh Rp 450-Rp 500 per kg. \"Kami mohon kepada Pemerintah agar diberikan solusi,\" tutupnya.

Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunarwan mengatakan, anjloknya harga TBS di Bengkulu, terkait tidak stabilnya harga Crude Palm Oli (CPO) di pasar internasional. Pabrik CPO di Bengkulu membeli TBS hasil panen petani disesuaikan harga CPO di pasar dunia.

\"Sekarang harga CPO tidak menguntungkan, sehingga harga TBS di tingkat per petani Bengkulu, sekarang anjlok Rp 650 per kg dari sebelumnya Rp 900-Rp 1.000 per kg,\" kata Ricky.

Ricky memperkirakan ke depan, harga TBS di Bengkulu akan membaik. Pasalnya, akan dibangun pabrik minyak goreng di Kabupaten Seluma. Pabrik tersebut nantinya akan membeli CPO yang dihasilkan dari daerah ini. Dengan pabrik minyak goreng yang membeli bahan baku dari Bengkulu, maka harga CPO akan naik.

\"Nanti setelah pabrik pengeolahan CPO beroperasi maka harga sawit akan naik, kami imbau pabrik CPO di Bengkulu agar membeli TBS petani sesuai harga yang ditetapkan Pemprov Bengkulu. Harga TBS di tingkat pabrik sesuai ketetapan Pemprov Bengkulu sebesar Rp 900 per kg,\" tutupnya. (999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: