Cuaca Buruk, Nelayan Takut Melaut

Cuaca Buruk, Nelayan Takut Melaut

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Cuaca buruk yang terjadi di Bengkulu belakangan ini berdampak pada nelayan. Sejumlah nelayan di Kota Bengkulu mengaku terpaksa libur lantaran cuaca buruk yang terus terjadi. Badai yang terjadi di tengah laut juga tidak dapat diprediksi, akibatnya nelayan tak berani melaut.

Salah seorang nelayan di Pasar Baru Kota Bengkulu, Buyung (45) mengatakan badai maupun hujan di tengah laut berdampak langsung pada aktivitas penangkapan ikan, terutama nelayan tradisional yang menggunakan kapal kecil dan perahu. Meskipun saat berangkat melaut cuaca cerah, namun ketika di tengah laut seketika berubah sehingga hal ini cukup mengkhawatirkan nelayan.

\"Kami khawatir saat sudah tebar jaring, cuaca tiba-tiba berubah sehingga arus kuat bisa merusak jaring,\" ujar Buyung, kemarin (25/11).

Tak sedikit nelayan yang memilih libur. Sebab, jika dipaksakan, cuaca tak mendukung tetap saja hasilnya akan merugi.\"Saat badai datang, tinggi gelombang laut lebih tinggi dari kapal sehingga kapal terombang-ambing begitu juga para nelayan juga tak bisa bekerja. Jadi percuma saja melaut dalam kondisi seperti ini,\" terang Buyung.

Kondisi ini, menurut Buyung memang sudah terjadi sejak menjelang akhir tahun seperti November ini 2018. Sebab, terjadinya pergantian musim dan angin berubah.  \"Meskipun tangkapan lumayan, namun harga ikan sedang turun. Jadi hal ini tidak sebanding dengan risiko jaring rusak klau dipaksakan tetap melaut, akhirnya nelayan juga yang merugi,\" tukas Buyung.

Hal senada diungkapkan nelayan lainnya, Bidin (42). Ia mengatakan, saat cuaca buruk, kapalnya hanya bisa menebar sekali jaring yang ukurannya cukup besar. Padahal biasanya dalam sekali melaut ia bisa empat kali menebar jaring.

\"Kalau sudah cuaca buruk, dapat satu ton sudah lumayan. Biasanya bisa 10 sampai 15 ton. Harga jual ikan juga tidak sesuai harapan. Kondisi ini memang biasa terjadi di akhir tahun, nelayan juga sudah pasrah,\" singkat Bidin.

Sementara itu, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu, Muhammad Fajar Handoyo mengatakan, cuaca ekstrem di wilayah Bengkulu dan Gelombang tinggi dipicu adanya daerah pusaran angin atau siklonik di selatan Provinsi Lampung. Cuaca ekstrem tersebut diperkirakan akan terjadi pada siang, sore hingga malam hari di sejumlah Provinsi Bengkulu. \"Hal ini memang cukup berisiko jika nelayan tetap memaksa melaut,\" ujar Fajar.

Adapun kecepatan angin di 10 kabupaten/kota di Bengkulu mencapai 10 hingga 20 knot. Meskipun demikian, kecepatan angin tersebut masih dalam kategori sedang. Untuk angin sendiri di wilayah Bengkulu berhembus dari barat laut ke tenggara. \"Kecepatan angin sedang. Angin di wilayah Bengkulu berhembus dari barat laut ke tenggara,\" lanjut Fajar.

Menaggapi hal ini, BMKG meminta masyarakat waspada terhadap potensi bencana genangan air, banjir, longsor, banjir bandang dan puting beliung. Masyarakat yang berpergian dan beraktivitas di laut juga diminta berhati-hati jika tetap ingin melaut.

\"Cuaca ektrem di wilayah Bengkulu diperkirakan terus terjadi hingga beberapa hari ini, masyarakat diminta tetap waspada akan potensi bencana, termasuk nelayan yang tetap ingin melaut juga harus tetap berhati-hati dan tidak memaksakan diri,\" tukas Fajar.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: