Harga Kopi Naik

Harga Kopi Naik

CURUP, Bengkulu Ekspress - Setelah musim kopi usai, harga komoditas kopi di Kabupaten Rejang Lebong mulai merangkak naik. Dimana saat ini harga kopi di Rejang Lebong mencapai Rp 22 ribu/Kg. \"Saat ini harga biji kopi kering ditingkat petani mencapai Rp 21 ribu sampai Rp 22 ribu,\" sampai Rozi salah satu pengepul kopi di Kecamatan Curup Tengah.

Menurut Rozi, harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga sebelumnya yaitu sebesar Rp 18 ribu per Kg yang sudah bertahan selama beberapa bulan, khususnya sejak masuknya musim panen kopi beberapa bulan lalu.

\"Untuk harga ini tergantung dengan kualitas biji kopi sendiri, khususnya kadar air yang terkandung dalam biji kopi,\" jelas Rozi.

Kenaikan harga kopi di Kabupaten Rejang Lebong, menurut Rozi sejak melambungnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang terjadi beberapa minggu terakhir. Selain karena melemahnya nilai tukar rupiah atas dolar AS, kenaikan harga kopi ini juga dikarenakan musim panen kopi yang sudah selesai, sehingga menurutnya harga akan naik.

\"Ini terjadi setiap tahunnya, kapan musim panen selesai, harga kopi mulai naik, bahkan bisa lebih dari Rp 22 ribu,\" aku Rozi.

Dalam usaha pengumpulan kopi sendiri, Rozi juga memiliki usaha penggilingan kopi. Dimana pada tahun 2018 ini setidaknya sudah 80 ton kopi yang berhasil ia kumpulkan dari para petani dari berbagai kecamatan di Kabupaten Rejang Lebong.\"Kopi kita dari Curup ini banyak dikirim ke Lampung, Palembang dan Jambi. Karena keluar dalam bentuk biji kering ini, sehingga sering kopi Curup, namun yang dapat nama daerah lain, seperti kopi Lampung,\" terang Rozi.

Sementara itu, Maarif (45) petani kopi di Kecamatan Curup Timur mengungkapkan bahwa, harga kopi yang naik saat panen sudah usai tersebut hampir terjadi setiap tahunnya. Harga kopi tersebut menurutnya akan bertahan sampai memasuki musim panen, saat musim panen nanti harganya akan kembali turun. \"Kejadian harga kopi ini terjadi setiap tahun, saat kopi petani habis harganya baru naik, tapi kalau masuk musim panen, pasti turun lagi,\" keluh Maarif.

Atas kejadian tersebut, ia berharap agar ada langkah konkret yang dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah Kabupaten Rejang Lebong maupun Pemerintah Provinsi Bengkulu, sehingga petani kopi di Rejang Lebong tidak dirugikan. (251)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: