Investor Lirik Perikanan Bengkulu

Investor Lirik Perikanan Bengkulu

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Tingginya tingkat produktivitas ikan air tawar di Bengkulu membuat beberapa investor tertarik untuk berivestasi di bidang perikanan. Hal ini momentun yang baik demi kemajuan industri perikanan di Bengkulu.

\"Setidaknya ada perusahaan swasta tertarik membudidayakan ikan patin di wilayah Bengkulu,\" kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Bengkulu, Ivan Syamsurizal, kemarin (30/10).

Perusahaan swasta yang telah menyatakan ketertarikan untuk menanamkan modalnya di Bengkulu adalah PT Centra Proteina Prima, sebuah perusahaan yang khusus membidangi budi daya udang dan ikan, sekaligus produsen pakan dan probiotik untuk pasar domestik dan mancanegara ini telah siap membuka budidaya ikan patin di Bengkulu. Bahkan, mereka berkomitmen membantu penyediaan bibit, pakan hingga pemasaran.

\"Dengan adanya budidaya ini diharapkan masyarakat bisa meniru dan ikut memanfaatkan ikan ini. Karena selama ini, ikan patin belum

begitu dimanfaatkan oleh masyarakat, padahal hampir di semua perairan air tawar di Bengkulu banyak ikan ini,\" ujar Ivan.

Apalagi potensi pasar ikan patin di Amerika dan Eropa saat ini telah terbuka lebar karena Vietnam sebagai produsen ikan patin telah ditinggalkan. Bahkan, 20 tahun lalu Vietnam telah mencanangkan menjadi produsen patin dunia, namun, seiring berjalannya waktu mereka tidak menjaga kualitas sehingga pasar Amerika dan Eropa tidak lagi mengimpor komoditas perikanan tersebut dari negara itu. Kondisi ini, menjadi peluang buat Indonesia termasuk Bengkulu untuk garap pasar Amerika dan Eropa.\"Ini peluang bagi Indonesia termasuk Bengkulu, karena pasarnya besar,\" tutur Ivan.

Ia menambahkan, harga per Kg ikan patin mencapai Rp 38 ribu. Beberapa produk yang telah diolah menjadi keripik kulit ikan patin harganya mencapai Rp 70 ribu per Kilogram. Melihat peluang yang begitu besar, pihaknya mendukung ikan ini untuk dipasarkan hingga ke luar daerah dan mancanegara.

\"Saya sangat mendukung ikan ini bisa dipasarkan hingga keluar daerah mengingat prospeknya bagus dan lahan budidayanya di Bengkulu juga tersedia,\" terangnya.

Menurutnya, saat ini sudah ada 125 pemilik kolam dengan luas 177 hektare yang siap menjadi mitra investor pengembangan budi daya ikan patin di Kabupaten Bengkulu Selatan. Kolam-kolam itu terletak di tiga kecamatan, yaitu Seginim, Air Nipis, dan Kedurang.

\"Dengan masuknya pelaku investasi, maka diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produk perikanan di Bengkulu Selatan,\" ujarnya.

Selain itu, upaya pengembangan budi daya ikan patin juga diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dan Bengkulu pada umumnya. Karena dengan mendorong masyarakat ikut membudidayakan ikan patin maka ekonomi Bengkulu juga meningkat.\"Kami berharap budidaya ikan ini nantinya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat dan daerah,\"tutupnya.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi Bengkulu, Yuan Degama mengaku, tren permintaan ikan patin terus mengalami peningkatan, bahkan FAO mencatat pertumbuhan kebutuhan ikan dunia melebihi pertumbuhan populasi penduduk dunia. Oleh karenanya, ini menjadi peluang untuk mendorong peningkatan produksi patin di Bengkulu.

\"Tren konsumsi ikan dunia tumbuh terus dan diprediksi akan sangat bergantung pada budidaya. Ini peluang bagi pelaku usaha patin untuk mensuplai kebutuhannya termasuk untuk kepentingan ekspor, yang saat ini mulai terbuka lebar utamanya ke Uni Eropa dan Amerika,\" kata Yuan.

Untuk menggenjot produksi patin nasional, setidaknya ada 3 (tiga) strategi utama dalam upaya pengembangan industri budidaya patin berkelanjutan. Pertama, mengembangkan skala usaha budidaya menjadi sebuah industri yang berbasis teknologi berkelanjutan. Menurutnya industrialisasi ini harus didorong secara holistik melalui pengembangan industri perbenihan, sistem produksi pembesaran, pengembangan input produksi lebih efisien, pakan mandiri dan industri pengolahan ikan.

\"Kedua, peningkatan daya saing produk. Jika orientasi kita ekspor, maka daya saing kita perlu ditingkatkan, yakni dengan terus mendorong pelaku usaha meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan,\" terang Yuan.

Strategi penting lainnya yakni mendorong efisiensi produksi, utamanya bagaimana pembudidaya mendapatkan akses input produksi yang efisien. Karena harga pakan pabrikan yang terus merangkak naik akibat penguatan nilai kurs dollar terhadap rupiah, padahal pakan adalah penyusun cost produksi tertinggi yakni sekitar 70-75 persen. Pada kondisi ini, maka harus mulai menggunakan pakan mandiri untuk meningkatkan margin keuntungan. \"Kita harus kaji, kualitas pakan mandiri tidak kalah jauh dengan pakan pabrikan. Justru dengan menggunakan pakan mandiri pembudidaya bisa menghemat biaya sekitar 4-5 ribu per kg,\" jelas Yuan.

Ia mengaku optimis budidaya patin bisa menjadi primadona di Bengkulu. Hal ini mengingat permintaan dipasar luar negeri yang selalu meningkat setiap tahunnya.

\"Saya optimis patin akan menjadi primadona bukan hanya dilevel domestik. Tapi juga dapat menguasai pangsa pasar ekspor utamanya ke Eropa,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: