Kelas Disekat Triplek

Kelas Disekat Triplek

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Jumlah siswa di SMPN 3 kota Bengkulu, melebihi kapasitas. Imbasnya, terdapat kelas yang diisi melebihi kapasitas rombongan belajar (rombel). Sehingga harus dilakukan penambahan ruangan belajar secara darurat. Dengan menyekat ruangan kelas yang sudah ada menggunakan triplek sehingga ruangan kelas pun menjadi sempit.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala SMPN 3 Kota Bengkulu Sugeng SPd, tak menampik adanya kelebihan siswa di rombel kelas 9. Ia tak tahu persis kenapa terjadi kelebihan jumlah siswa pada kelas 9, karena ia sendiri baru menjabat sebulan sebagai kepala pelaksana tugas di sekolah itu.

Dibeberkan Sugeng, jumlah siswa terbanyak ada dikelas 9 mencapai 202 siswa dan terbagi di lima kelas. Rinciannya 3 kelas masing-masing berisi 40 orang dan dua kelas masing-masing kelas diisi 41 orang. Sedangkan, kelas 7 dan kelas 8 telah memenuhi standar pelayanan minimum. Setelah berkoordinasi dengan operator Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Bengkulu, terkait standar pelayanan minimal (SPM), maka jumlah siswa dalam kelas dinyatakan melebihi kuota.

Kelebihan jumlah siswa ini menyalahi aturan SPM yang seharusnya 36 orang/kelas. Kondisi kelas 9 yang sebentar lagi mengikuti ujian nasional dan harus disesuaikan dengan SPM, maka sekolah mencari solusi salah satunya memecah jumlah siswa sesuai dengan SPM. Semula lima kelas diubah menjadi enam kelas.

Penambahan kelas ini ternyata mendapat masalah baru, di sekolah sudah tidak ada ruang yang kosong untuk bisa digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Akibatnya, jumlah kelas yang tidak memadai inilah, sekolah berinisiatif dengan menyekat ruang kelas yang berukuran besar. \"Tidak ada jalan lain kecuali menyekat,\" tegas Sugeng.

Walau disekat, mantan Kepala SMPN 17 Kota Bengkulu ini, meyakini aktifitas kegiatan belajar mengajar siswa didalam kelas tidak terganggu. Karena ruang kelas diisi sesuai dengan jumlah siswa kecil. Pun diakui dengan ruang yang sedikit sempit itu membuat gerak siswa dan guru terbatas. Karena ruang yang semula hanya tiga kita sekat menjadi empat kelas.

\"Sifatnya seperti tukar guling, kelas 9 yang berisi diatas 40 siswa semula ada di ruang kelas lantai atas kita tukar dengan kelas 7 yang hanya berisi 32 siswa di lantai dasar,\" katanya.

Sugeng meyakinkan ruang kelas yang disekat ini sifatnya sementara, pelaksanaan belajar hingga sampai kelas 9 lulus. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang akan datang disesuaikan dengan kelas yang ada.  Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Dra Rosmayetti MM mengakui sudah mengetahui kondisi SMPN 3 tersebut, dari laporan pengawas. Ia pun cukup prihatin, karena siswa juga membutuhkan ruang belajar yang representatif dan nyaman. Kalau setiap ruang diisi oleh banyak siswa tentu kegiatan belajar mengajar tidak fokus.

Dinas Dikbud akan mengusulkan pembangunan SMP 3. Kelebihan jumlah siswa ini bisa saja desakan masyarakat yang menginginkan anaknya sekolah terdekat di tempat tinggalnya, sementara sekolah tidak bisa menolak. Meski begitu, hal ini tetap harus dievaluasi kembali. Jangan sampai PPDB tahun depan menerima siswa melebihi SPM.

Luas lahan SMPN 3 Kota Bengkulu, tidak memadai untuk dibangun ruang kelas baru. Hal ini menyulitkan sekolah melakukan pengembangan sekolah. Untuk itu peran komite dalam memajukan sekolah inipun penting, misal dengan cara menyumbang untuk pembangunan baru.

Rosmayetti mneyatakan, tidak ingin ada anak yang dirugikan, maka pada PPDB 2019, SMPN 3 harus mengurangi jumlah daya tampung. Dengan begitu kelas yang bersekat saat ini sudah tidak ada lagi. \"Kita sudah perintahkan kepala sekolah yang baru untuk memberikan pelayanan sesuai SPM,\" tukasnya. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: