Targetkan 10 Besar Kota Sehat

Targetkan 10 Besar Kota Sehat

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Upaya Pemerintah Kota Bengkulu melalui forum kota sehat dalam mewujudkan Bengkulu kota sehat terus menampakkan hasil yang signifikan. Pasalnya, upaya ini sudah dibuktikan dengan meraih penghargaan tertinggi pada tahun 2017 yakni Swasti Saba Wistara, dan Kota Bengkulu menduduki peringkat ke-20. Namun, di tahun 2018 ini, Pemkot terus mendongkrak prestasi tersebut hingga masuk 10 besar sebagai kota sehat.

\"Saat ini Kota Bengkulu berada di posisi puncak sebagai Swasti Saba Wistara dengan peringkat 20 dari 62 kota/kabupaten se-Indonesia. Kedepan kita akan meningkatkan peringkat Insyallah bisa 10 besar,\" kata Ketua Forum kota sehat, Drs Arifin Daud SH, kemarin (19/10).

Dijelaskannya, Swasti Saba Wistara adalah penghargaan untuk kota/kabupaten dalam hal pengembangan. Swasti Saba sendiri dibagi atas tiga golongan yaitu Swasti Saba Padapa (Pemantapan), Swasti Saba Wiwerda (Pembinaan), dan Swasti Saba Wistara (Pengembangan). Dan hasil tertinggi ini setelah Pemkot berhasil memenuhi standar kota sehat 2017 yang mengacu pada tujuh tatanan Swasti Saba Wistara.

Tatanan itu adalah, sosialisasi kawasan tanpa rokok, kampanye bahaya penyakit HIV AIDS, kegiatan stop buang air besar sembarangan, gerakan penanganan demam berdarah, gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), gerakan jalan bersama lansia dan gotong royong menuju lingkungan bersih.

Dalam hal ini, forkum kota sehat sudah memiliki tingkatan dalam setiap elemen masyarakat, dimana tingkatan tersebut, akan terus mengawasi proses pengejaran prestasi untuk kota Bengkulu. \"Ditingkat kelurahan kami ada kelompok kerja, kami berharap seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah serta komponen-kompenen yang terkait, mari kita sama-sama menyiapkan diri untuk mempertahankan prestasi ini,\" ucap mantan Sekretaris Daerah kota Bengkulu ini.

Untuk mewujudkan peningkatan prestasi tersebut, saat ini pihaknya tengah gencar dalam mempercepat program akses sanitasi layak dan Kota Bengkulu bersih. Ia juga menjelaskan upaya yang dilakukan yakni berbasis Open Defecation Free (ODF) yang merupakan kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban sehat harus mencapai 100% pada seluruh komunitas.

Dan bentuk upaya dalam mencapai tujuan itu melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.

Penyelenggaraan STBM sendiri lanjut Arifin, bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenkes) Nomor 3 tahun 2014.

\"Stop BAB sembarangan dan sanitasi sehat terus kita tingkatkan, karena kita memiliki 67 kelurahan, posisi saat ini ada 19 kelurahan ditambah lagi 6 kelurahan dan dalam waktu dekat akan menuntaskan ke seluruh kelurahan. Sehingga, cita-cita kedepan bisa tercapai,\" pungkasnya. (805)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: