Bahasa dan Sastra Berbasis Kearifan Lokal

Bahasa dan Sastra Berbasis Kearifan Lokal

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kantor Bahasa Bengkulu menggelar seminar nasional bahasa dan sastra. Dengan tema \"Tantangan Penelitian Bahasa dan Sastra Berbasis Kearifan Lokal dengan Prespektif Global\" Kegiatan ini berlangsung di Hotel Nala Sea Side, Senin (8/10) kemarin. Acara yang digelar selama dua hari itu menampilkan nara sumber Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Dr drh Rohidin Mersyah MA, Prof Dr Suminto A Suyuti MHum dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof Dr Syafnil PhD dari Universitas Bengkulu, nara sumber dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, serta melibatkan 57 pemakalah.

Dalam sambutannya, Plt Gubernur Rohidin berpesan, agar peserta dapat menguasai, mendalami dan menggunakan, serta melestarikan bahasa pada situasi yang tepat. Pelaksanaan seminar dapat mendorong bahasa Indonesia mengglobal. \'\'Menumbuhkan minat dan kecintaan masyarakat pada bahasa Indonesia diera kekinian penting dilakukan.

Karena bahasa mencerminkan karakter dan menjadi budaya sebuah bangsa. Kemampuan membaca perlu diterapkan sejak dini, sehingga menjadi sebuah literasi yang sesungguhnya sehingga bangsa ini betul-betul memiliki bangsa yang beradab dan berbudaya,\'\' kata Rohidin.

Ditambahkan Rohidin, bahasa selain sebagai bahasa pemersatu bangsa, menjadi tanggungjawab kita semua untuk menjaga, melestarikan dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik.Menurutnya, minat bangsa asing belajar bahasa indonesia sangat tinggi. Bahasa indonesia mulai mendapat tempat dihati bangsa lain.

Jangan sampai peminat sastra Inggris lebih tinggi dibanding peminat sastra Indonesia. \'\'Saya yakin bahasa Indonesia makin mengglobal. Karena jumlah penduduk Indonesia tinggi bahkan nomor lima sedunia, Mereka butuh menguasai bahasa Indonesia. Kemudian letak strategis indonesia sebagai penghubung, serta kekayaan esensial /tidak bisa digantikan,\" tutur Rohidin.

Rohidin melanjutkan, dari pengamatannya dilingkup keluarga maupun kantor, minat warga membaca sangat tinggi, contohnya membuat dan membaca status di media sosial. Hanya saja, yang perlu ditingkatkan daya baca paling rendah, baik pendidik maupun dari kaum terdidik. Daya membacanya seperti kemampuan analis, mengtransformasi informasi rendah sekali.

Kepala Kantor Bahasa Bengkulu Karyono SPd MHum menuturkan, seminart ini mengangkat budaya bangsa yang kian lama mulai tergerus budaya asing. Tema kearifan lokal sebagai pemartabatan bahasa dikalangan masyarakat dan pendidik.

Kegiatan yang melibatkan ratusan peserta dari tenaga pendidik, menariknya walau digelar di Bengkulu seminar nasional ini diikuti utusan perwakilan dari Kantor Bahasa se-Indonesia, seperti dari Papua, Kalimantan, Bali, Jawa, Sumatera, Makasar, Banten, Palembang, Bali dan banyak lagi. \" Para peneliti dan pemerhati bahasa, agar lebih arif dalam perubahan globalisasi nanti, \" cetusnya.

Kantor Bahasa, kata Karyono, terus meningkatkan kemampuan daya baca pada masyarakat luas. Dengan begitu selain minat baca juga didukung daya baca masyarakat. Acara seremoni seminar diawali dengan dengan pemukulan dol oleh Plt Gubernur Bengkulu didampingi Kepala Kantor Bahasa. (247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: