Adira Siap Edukasi Masyarakat

Adira Siap Edukasi Masyarakat

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Tingkat literasi dan inklusi keuangan di sektor pembiayaan syariah baru sebesar 0,19% dan 0,24%. Padahal potensi perkembangan sektor pembiayaan syariah masih sangat besar. Menanggapi hal tersebut, Adira Finance Syariah siap mengadakan kegiatan sosialisasi, edukasi dan inklusi yang lebih masif kepada masyarakat terkait pembiayaan syariah.

Head of Syariah Business Adira Finance Syariah, Tisna Sumantri mengatakan, sesuai dengan POJK No 76/POJK.07/2016, seluruh penyedia jasa keuangan, termasuk pembiayaan syariah untuk berperan aktif dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.

Masih rendahnya penetrasi layanan syariah merupakan tantangan utama Adira Finance Syariah. Sementara persepsi masyarakat terhadap Adira lebih mengenal sebagai lembaga pembiayaan nonbank yang menerapkan sistem konvensional.

\"Ini tantangan kami untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar pembiayaan syariah menjadi pilihan yang tepat. Ketika konsumen datang ke Adira, kami langsung bilang mau akad syariah,\" kata Tisna pada Roadshow Multifinance Syariah di Hotel Sinar Sport Kota Bengkulu, Kamis (4/10).

Hingga saat ini, jumlah konsumen Adira Finance Syariah sekitar 743.000. Angka ini terbilang masih minim jika melihat mayoritas penduduk Indonesia yang notabene Muslim. Menanggapi hal tersebut, Adira Finance Syariah mengeluarkan produk syariah untuk menjangkau lebih banyak masyarakat muslim di Indonesia. Berbagai produk atau akad syariah yang digunakan seperti perjanjian murabahah (jual beli), ijarah (sewa), ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) atau sewa beli.

\"Sedangkan keuntungan diambil bukan berdasarkan bunga, tapi diperoleh dari margin jual beli, ujroh atau fee dan bagi hasil atas kerjasama bisnis,\" papar Tisna.

Selain produk pembiayaan syariah tersebut, Adira Finance Syariah juga terus mengembangkan pembiayaan syariah umrah. Layanan ini untuk mengakomodasi tingginya minat masyarakat untuk menjalankan ibadah urmah.

\"Pembiayaan paket umrah adalah produk penyaluran dana berdasarkan prinsip murabahah, yang mana Adira Finance Syariah membiayai paket perjalanan umrah yang dibutuhkan oleh jama’ah,\" terang Tisna.

Menurut Tisna, pembiayaan syariah umrah ini menjadi solusi bagi masyarakat untuk umrah, tapi memiliki keterbatasan dalam hal keuangan. Sehingga masyarakat tidak harus membayar sekaligus Rp 20 juta untuk berangkat umrah, akan tetapi cukup menyicil biaya umrah Rp 1 juta,\" tutupnya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bengkulu, Yan Syafri mengatakan, pembiayaan memang belum bergairah di Bengkulu karena memang minat masyarakat terhadap produk-produk berbasis syariah masih rendah. Menurutnya, pelaku usaha perlu untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai nilai lebih dari pembiayaan berbasis syariah.

\"Kembali lagi pada minat masyarakat, tetapi aturannya sudah disediakan. Kalau masyarakat bisa mendapatkan sosialisasi yang lebih, maka akan lebih baik,\" kata Yan.

Dalam amandemen Peraturan OJK No.29/2019 tentang perusahaan pembiayaan, OJK bakal menambah dua poin utama, salah satunya adalah uang muka pembiayaan kendaraan bermotor sebesar 0%. Hal itu bisa diterapkan oleh perusahaan pembiayaan dengan rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) di bawah 1%.

Nantinya regulasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh pelaku pembiayaan syariah untuk meningkatkan jumlah penyaluran. Namun, kebijakan tersebut dikembalikan kepada pelaku usaha karena berkaitan dengan manajemen risiko masing-masing perusahaan.

\"OJK mengizinkan, tetapi dipakai atau tidaknya, OJK tidak mengatur. Kembali lagi bagaimana perusahaan multifinance melihat risikonya,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: