50 Persen JCH Berisiko Tinggi

50 Persen JCH  Berisiko Tinggi

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Perekaman sidik jari dan data biometrik jamaah haji dilakukan di embarkasi melibatkan tiga belas personil, dua diantaranya didatangkan langsung dari kedutaan Arab Saudi. Koordinator Biometrik dari Kedutaan Arab Saudi, Barsen melalui penterjemahnya Situ menuturkan pemeriksaan biometrik wajib dilakukan bagi jamaah haji, karena data-data ini akan terkoneksi langsung dari Bengkulu ke imigrasi Arab Saudi.

Ada empat skala besar pemeriksaan biometrik, yaitu jamaah akan diminta memegang paspor, kemudian aan di cek, pengambilan foto muka, pinger print dan lainnya. Pemeriksaan biometrik baru kali pertama diberlakukan dan baru dilaksanakan pada jamaah haji sementara jamaah umrah belum diwajibkan. \"Pemeriksaan biometrik bertujuan untuk peningkatan keamanan dan kenyamanan jamaah ketika di saudi, dan menghindari terjangkitnya penyakit menular, sehingga saat di arab tidak ada hal-hal yang diragukan, \" katanya.

Sementara itu, Petugas medis Kantor Kesehata Pelabuhan (KKP), Dr. Hamonagan Parhusip menuturkan kondisi kesehatan jamaah Bengkulu 45-50 persen Risti Usila. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan seksama, melanjutkan pemeriksaan dari tahap I dan tahap II di Puskesmas.

\"Dari layanan yang dilakukan jamaah risiko tinggi di kloter 6 mencapai 50 persen Risti, KKP fokus pada pemeriksaan kesehatan secara umum dan faktor yang menyebabkan tidak layak terbang, seperti sakit menahun, dan menular,\" katanya.

Pada saat pemeriksaan kesehatan inilah jamaah akan diberikan edukasi tentang kesehatan dalam penerbangan. Pemeriksaan kesehatan tahun ini lebih ringan dari tahun sebelumnya, karena pemeriksaan kesehatan langsung ditanggulangi dengan sistem biometrik, \"Secara fisik kesehatan jamaah sudah terdeteksi melalui biometrik, proses ini memerlukan durasi hingga 5 menit/jamaah, \" katanya.

Usai pemeriksaan, petugas akan menyerahkan Kit kesehatan, alat ini merupakan alat bantu jamaah untuk menghindari dehidrasi akibat suhu panas di Arab Saudi. Kit ini berisikan peralatan kesehatan agar jamaah terhindar dari stroke, pegal dan mencegah penularan penyakit. \"KIT ini diberikan langsung dari kemenkes, dan akan digunakan di Arab Saudi, \" tegasnya.

Pemeriksaan biometrik selain dihadiri dari kedutaan Arab Saudi, juga melibatkan 11 tim dari pusat, dibantu 45 tenaga medis dari provinsi Bengkulu, tukas Dr. Hamonagan Parhusip.  Kepala Kanwil Kemenag, Drs H Bustasar MS MPd melalui Kepala Bidang Penyelanggara Haji dan Umrah, H Ramlan Karim MHi mengaku, rata-rata JCH yang tergolong risti itu karena mengidap diabetes, darah tinggi, dan gangguan jantung.

Hal ini umumnya diderita para JCH yang berusia di atas 60 tahun. \"Meski demikan, kesehatan mereka memungkinkan untuk melaksanakan ibadah haji. Namun, harus terus dipantau oleh tim dokter dan secara rutin dilakukan pemeriksaan,\" ujar Ramlan.

Pihaknya juga mengingatkan para JCH yang terindikasi mengalami Risti, seperti mengidap penyakit kronis atau jantung dan lainnya harus berkonsultasi dengan dokter telebih dahulu. \"JCH yang tergolong Risti kita minta dapat membawa obat-obatan dari dokter maupun rumah sakit. Hal ini agar selama perjalanan dan proses ibadah haji dapat dalam keadaan sehat,\" kata Ramlan.

JCH Risti juga diimbau untuk jaga kesehatan dengan menjaga makanan. Diharapkan para JCH juga dapat memakan makanan yang bergizi dan sehat serta gunakan waktu istirahat dengan sebaiknya. \"Jika nantinya merasakan tidak enak badan sewaktu berada ditanah suci, segeralah mendatangi tim kesehatan yang ikut mendampingi agar bisa dilakukan tindakan medis dengan cepat,\" tutupnya.(999/247)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: