KIP Belum Atasi Persoalan, 1.651 Anak Putus Sekolah Per Tahun
Pemerintah, katanya telah melakukan berbagai upaya untuk mengajak anak usia sekolah untuk mendapatkan pendidikan. \" Dikbud sudah membuat program berburu, dan mengejar anak usia sekolah untuk masuk sekolah, model ini sudah diterapkan di kabupaten Kaur, \" ungkap M.Daud.
Walau sudah membuat program memburu siswa usia sekolah, persoalan ini tidak semudah seperti yang dibayangkan. Sulitnya akses dikawasan-kawasan terpencil membuat anak usia sekolah tidak bisa mengubah budaya dan memaksa orang tua berpisah dengan anaknya.
Akibatnya anak yang masih berusia sekolah terpaksa ikut orang tuanya untuk memenuhi perekonomianya. \"Budaya pun sangat besar andilnya tingginya angka putus sekolah itu. Secara ekonomi masyarakat pekebun keberatan melanjutkan pendidikan, karena anaknya penopang pendapatan bagi keluarga, \" katanya.
Disinggung Kartu Indonesia Pintar sebagai salah satu solusi mencegah angka putus sekolah, diakui belum seluruhnya memecahkan persoalan pendidikan. \"Tidak serta merta dengan KIP, persoalan angka putus sekolah teratasi, budaya anak yang tidak mau sekolah pun harus diatasi, \" jelasnya.
Menyikapi hal ini, pemerintah melalui Disdikbud, kata M Daud sudah melakukan berbagai hal, salah satunya membangun sekolah yang mempermudah akses bagi mereka yang tinggal dikawasan terisolir dan termarjinalkan ekonomi.
Caranya dengan membuat sekolah komunitas serta membangun sekolah berasrama. Dengan sistem sekolah komunitas, diyakini akan mampu menekan angka putus sekolah, serta angka melek huruf di Bengkulu terus mengalami tren peningkatan. \"Dengan program ini, keaksaraan akan semakin naik 30-40 derajat, hanya saja kenaikanya tidak signifikan,\". (247)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:

