Harga Kakao dan Kopi Naik

Rabu 30-05-2018,10:10 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Penguatan Dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah hingga Rp 14.000 membuat harga kakao dan kopi ikut bergerak naik. Saat ini, harga biji kakao kering berada di kisaran Rp 35.000 per Kilogram (Kg), sedangkan sebelumnya hanya Rp 28.000 per Kg. Sementara harga biji kopi kering sebelumnya dari Rp 20.000 per Kg naik menjadi Rp 22.000 per Kg.

Pengumpul Komoditas Kakao dan Kopi Bengkulu, Arief Rahman mengatakan, melemahnya rupiah membawa dampak positif ke petani kakao dan kopi di tanah air, termasuk di Provinsi Bengkulu. Harga yang tadinya sempat lunglai, kini kembali menguat.

\"Pada April lalu, harga kakao hanya berada di kisaran Rp 28.000 per Kg, saat ini telah Rp 35.000 per kg. Begitu juga kopi yang sebelumnya Rp 20.000 per kg menjadi Rp 22.000 per kg,\" ujar Arief, kemarin (29/5).

Harga akan terus merangkak naik seiring dengan terbukanya permintaan kakao dan kopi terutama ekspor. Naiknya harga kakao dan kopi juga diimbangi dengan banyaknya permintaan dari pelaku industri. Permintaan industri setiap tahunnya untuk Kakao bisa mencapai 700.000 ton, sementara itu kopi bisa mencapai 600.000 ton. Sayangnya, produksi kakao dan kopi tak sebanding dengan banyaknya permintaan.

\"Produksi kakao kita tidak sampai 10.000 ton, sementara permintaan industri mencapai 700.000 ton, produksi kopi kita hanya sebesar 95.000 ton sementara permintaan mencapai 600.000 ton per tahun,\" ujar Arief.

Ia melanjutkan, rendahnya produksi kakao di Bengkulu disebabkan kondisi tanam tak jauh berbeda dengan tanaman kakao di daerah lainnya. Yakni banyak petani kakao sudah meninggalkan tanaman kakao dan beralih menjadi petani sawit.  \"Produksi kakao menurun. Ini dikarenakan banyak lahan kakao sudah alih fungsi. Kemudian, banyak tanaman kakao yang tidak sehat akibat diserang penyakit,\" tutupnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Bengkulu, Bebby Hussy menyebutkan, potensi panen raya kopi bisa mencapai 95.000 ton. Meskipun produksi kopi cukup besar, namun kendala yang dihadapi pengusaha kopi di Bengkulu yaitu belum adanya eksportir kopi yang langsung menembus pasar dunia. \"Produksi kopi kita cukup besar, hanya terkendala belum ada eksportir,\" terang Beby.

Menurutnya, selama ini hasil kopi Bengkulu banyak masuk ke Lampung dari Lampung baru kopi tersebut diekspor ke sejumlah negara termasuk Amerika Serikat. Dengan rantai distribusi perdagangan yang selalu melalui Lampung membuat kopi Bengkulu tidak begitu dikenal. \"Makanya kita mau ekspor langsung dari Bengkulu, biar dunia tau kopi Bengkulu itu lebih baik daripada Lampung,\" tutupnya.(999)

Tags :
Kategori :

Terkait