Jalan Kaki 2 Jam, Dibayar Keindahan Batu Betiang
Masyarakat di Sumatera Bagian Selatan tak terkecuali di Provinsi Bengkulu sangat kental dengan legenda Si Pahit Lidah yang bisa menyumpah semua benda menjadi batu. Lalu apakah jejak si pahit lidah yang bisa ditemui di Provinsi Bengkulu khususnya di Rejang Lebong, berikut laporannya.
ARI APRIKO, Bermani UluGEMURUH suara air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 15 meter dengan lebar sekitar 2 meter menyambut para wisatawan yang berkunjung ke Air Terjun Batu Betiang di Dusun Merasi Desa Babakan, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Selain gemuruh suara air terjun yang sesekali membentuk embun dan dinginnya aliran air yang mengundang siapa saja untuk mandi dilokasi tersebut, para wisatawan juga dimanjakan dengan keindahan batu-batu yang ada disekeliling air terjun.
Di lokasi air terjun ini, selain menemukan batu-batu dalam ukuran besar, dinding kolam air terjun dihiasi dengan susunan batu berbentuk balok dengan berbagai ukuran dan tinggi. Karena dinding bebatuan berbentuk balok bak tiang rumah yang tersusun rapi, sehingga air terjun tersebut dinamakan Air Terjun Batu Betiang.
\"Keren benar ya batu-batunya, kok bisa tersusun rapi, tak percuma kita berjalan kaki dua jam, capek kita langsung hilang dengan keindahan alam ciptaan tuhan ini,\" puji Yono (27) salah satu pengunjung yang berkunjung ke Air Terjun Batu Betiang Minggu (21/1/2018) kemarin.
Yono menduga, batu-batu berbentuk balok dengan berbagai ukuran tersebut sengaja disusun rapi dikawasan tersebut bukan terbentuk sendiri karena proses alam, namun penyusunan tersebut entah dilakukan dizaman peradaban mana. Ia menduga bisa saja batu-batu tersebut disusun pada peradaban yang sama dengan pembentukan situs Gunung Padang di Cianjur maupun Piramida di Mesir.
\"Kalau melihat struktur batunya, ada beberapa batu yang ditimpa dan ada celah diantara batu lainnya, saya menduga kuat ini bukan karena faktor alam, melainkan sengaja disusun, namun kapan kita tidak tahu,\" tambah Yono sembari memperhatikan batu-batu yang tersusun rapi.
Ketika Yono bersama sejumlah pengunjung lainnya kagum dan bertanya-tanya mengenai pembentukan Air Terjun Batu Betiang. Hendri (38) warga Desa Babakan Baru mengungkapkan bahwa, banyak cerita atau legenda yang mereka terima turun menurun dari pendahulu desa mereka terkait dengan Air Terjun Batu Betiang.
Diceritakan Hendri, Air Terjun Batu Betiang atau dalam bahasa setempat disebut Telun Buteu Betiang merupakan jejak-jejak dari pengembaraan Si Pahit Lidah ditanah Rejang. Dari cerita yang mereka terima secara turun-menurun, terbentuknya Air Terjun Batu Betiang ini bermula dari sekelompok warga didaerah tersebut tengah menebang kayu dalam sekala besar untuk membangun rumah di kawasan Talang Donok Tapus sekarang masuk wilayah Kabupaten Lebong. Kala itu, saat warga tengah menebang kayu dan sebagian sudah dibentuk balok-balok, si pahit lidah lewat dikawasan tersebut, saat lewat tersebut si pahit lidah menegur mereka yang tengah menebang kayu.
\"Karena saat ditegur tersebut, mereka tidak menjawab kemudian si pahit lidah mengamuk dan menyumpahkan mereka menjadi batu,\" cerita Hendri yang memiliki kebun kopi tak tauh dari area Air Terjun Batu Betiang.
Bahkan menurut Hendri, selain dikawasan Air Terjun Batu Betiang, susunan batu berbentuk balok tersebut bisa dijumpai di kawasan Talang Donok, karena selain bahan pembuat rumah yang lebih dahulu diangkut menuju Talang Donok juga disumpah Si Pahit Lidah menjadi batu.
\"Untuk membawa balok-balok kayu untuk membangun rumah ini dengan cara dihanyutkan dialiran Sungai Sulub ini,\" tambah Hendri.
Sungai Sulub sendiri, adalah aliran sungai yang dari Air Terjun Batu Betiang dan bermuara di Sungai Ketahun yang ada di Kabupaten Lebong.
Untuk menuju Air Terjun Batu Beting, dari Kota Curup kita menuju Dusun Merasi Desa Babakan Baru yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lebong, Bengkulu. Dari Dusun Merasi ini, kita harus berjalan kaki selama dua jalan melewati semak belukar dan perkebunan warga, jalur yang digunakan yaitu dengan menyisiri aliran Sungai Sulub.
Selain berjalan kali, wisatawan juga bisa menggunakan kendaraan roda dua yang sudah dimodifikasi khusus hingga kebun kopi terakhir yang tak jauh dari objek wisata yang saat ini dalam tahap pengembangan oleh Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong. (251)