Dikatakannya, sejak tahun 2008 hingga tahun 2012 lalu, pihaknya sudah menyalurkan bantuan ke Gapoktan di BS ini sebesar Rp 10,1 M untuk 101 Gapoktan. Sebab setiap Gapoktan mendapat bantuan sebesar Rp 100 juta. Hanya saja dari total dana Gapoktan itu hanya Rp 9,8 M yang sudah dapat dicairkan sedangkan sisanya masih ada kendala administrasi sehingga belum dapat dicairkan.
Kemudian dari dana Rp 9,8 M itu yang sudah mampu diserap oleh Gapoktan sebesar Rp 6,1 M. Sedangkan sisanya yakni Rp 3,7 M masih berada di rekening kelompok. Namun dari dana itu yang dikembalikan oleh Gapoktan hanya mencapai Rp 1,7 M.
\"Yang mengembalikan itu kebanyakan dari Gapoktan yang ada di Kecamatan Bunga Mas, Kedurang dan sebagian Kecamatan Air Nipis dan Seginim. Sedangkan untuk Kecamatan Ulu Manna, Pino dan Bunga Mas sangat minim,\" ucapnya.
Ditambahkannya kalau rendahnya tingkat pengembalian para Gapoktan itu karena para anggota Gapoktan masih banyak yang beranggapan kalau bantuan itu tidak perlu dikembalikan lagi. Padahal bantuan itu merupakan bantuan untuk usaha tani bagi masyarakat pedesaan. Sehingga petani di desa-desa dapat berusaha dengan baik.
Namun demikian setelah usahanya berhasil, anggota Gapoktan dapat mengembalikan pinjaman itu. Dengan begitu dananya dapat digunakan oleh warga lainnya yang membutuhkan bantuan modal. \"Para Gapoktan itu rendahnya niatnya untuk mengembalikan pinjaman, padahal dana yang dipinjamnya itu harus dikembalikan lagi setelah usahanya berhasil,\" imbuhnya.
Namun demikian, untuk meningkatkan kesadaran para Gapoktan ini pihaknya akan terus mengingatkan setiap gapoktan itu untuk dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya itu.
Untuk itu dirinya akan menurunkan PMT (Penyedia Mitra Tani) yakni berupa pendamping para Gapoktan ini agar selalu memantau dan memberikan pembinaan kepada setiap Gapoktan. Setelah itu para Gapoktan itu dapat mengembalikan pinjamanannya.\"Kami akan terus berusaha melakukan pendekatan kepada setiap Gapoktan agar dapat melunasi pinjamanannya,\" terangnya.(369)