\"Konektivitas dan aksebilitas ini menjadi salah satu fokus kita, selain pembangunan jalan kemudian jalur rel kereta api dan pengembangan pelabuhan, pemprov juga berupaya mendorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan kelistrikan,\" tutur Rohidin.Program prioritas yang telah disusun, lanjut pria yang selalu membanggakan kopi Bengkulu ini, tak bisa dikerjakan secara parsial. Ia menjelaskan, dengan perencanaan yang terfokus, antara satu program dan program lain saling berkaitan. Pengerjaannya pun, dilakukan lintas sektor bahkan lintas pemerintahan. \"Pada penguatan komoditas unggulan dan hilirisasi, inikan harus dipersiapkan infrastrukturnya, pemberdayaannya hingga regulasinya juga harus benar-benar matang. Secara bertahap, programnya terus kita garap. Tidak lain targetnya adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat,\" pungkasnya. Dia menambahkan, Pemprov Bengkulu intens melakukan komunikasi dengan pemerintah pusat. Setidaknya terdapat 28 PSN untuk pembukaan akses konektivitas, peningkatan status jalan, hingga dukungan program wisata Wonderful Bengkulu 2020 telah tercatat. Salah satu program yang \'gol\' di tahun ini adalah masuknya Festival Tabut Bengkulu dalam calender of events 2018 Kementerian Pariwisata. Tak hanya itu, pembangunan feeder road Tol yang menghubungkan Bengkulu dengan Sumatera Selatan melalui Lubuk Linggau - Rejang Lebong - Kepahiang - Bengkulu Tengah - Kota Bengkulu diwacanakan segera dimulai tahun 2018 mendatang. Jalur rel kereta api, kesepakatannya telah diteken bersama, antara Pemprov Bengkulu, Pelindo II, dan PT Trans Rentang Nusantara di bulan Agustus lalu. Menurut kalkulasi awal, nilai investasi pembangunan jalur rel yang akan terbentang sepanjang 148 kilometer dan terkoneksi ke stasiun Kota Padang hingga stasiun Pulau Baai ini, mencapai Rp 11 triliun. Rencananya, pembangunan fisiknya akan dimulai pertengahan 2018 dan rampung di tahun 2021. Dia mengatakan, anggaran yang dimiliki Pemerintah Provinsi Bengkulu hanya sebesar Rp 3.1 triliun. Anggaran ini tidak akan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi signifikan. Untuk itu diperlukan dua hal untuk membuat Bengkulu lebih maju yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan investasi dan neraca ekspor. \"Kita harus meningkatkan neraca ekspor yaitu dengan membangun, memperbaiki, dan memperluas pelabuhan pulau baai dengan begitu angka investasi Bengkulu juga akan naik,\" ujar Rohidin. Pelabuhan Pulau Baai merupakan salah satu keunggulan yang dimiliki Provinsi Bengkulu, karena hanya Provinsi Bengkulu yang memiliki Pelabuhan dengan luas lahan mencapai 1.280 Hektar di Sumatera. Selain luas, lokasi Pelabuhan juga strategis dan dekat dengan pusat Kota Bengkulu. \"Saya yakin 5 sampai 10 tahun mendatang Pulau Baai bisa menjadi pelabuhan terbesar di Sumatera dan mendorong kebangkitan perekonomian, tidak hanya Bengkulu tapi juga bagi Sumatera,\" terang Rohidin. Selain Pelabuhan, banyak potensi yang tersembunyi di Bengkulu masih bisa diangkat ke nasional salah satunya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap berkapasitas 2x100 mega watt. Pembangunan pembangkit listrik tersebut nantinya mampu membangun dan menjadi infrastruktur pendukung untuk meningkatkan peran fungsi pelabuhan Pulau Baai. \"2 atau 3 tahun mendatang, swasembada listrik akan segera terjadi, tidak hanya di Pelabuhan Pulau Baai, di Lebong saja pembangkit listrik akan segera difungsikan dan bisa mensuplai kebutuhan listrik nasional,\" kata Rohidin. Pemerintah Provinsi meyakini pertumbuhan ekonomi Bengkulu bisa berbeda dengan daerah lain, karena tidak perlu menunggu 10 tahun lagi. Sebab saat ini saja baru 5 bulan rencana pembangunan pelabuhan dibuka sudah berdatangan investasi dari luar daerah. Saat ini, pelabuhan Pulau Baai Bengkulu telah bekerjasama dengan balai karantina hewan dan dalam waktu dekat akan menjadi terminal hewan. \"Ada lebih dari 700 ribu ekor ternak akan datang sehingga kita juga akan membuat kawasan untuk pembuatan pakan dan kawasan lainnya,\" jelas Rohidin.(151)
49 Tahun Provinsi Bengkulu, Ekonomi Bangkit
Sabtu 18-11-2017,12:08 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :