Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong dr H Iwan Suwarsa MKes, mengatakan banyaknya sumur warga yang sempat terendam banjir meningkatkan risiko merebaknya berbagai penyakit. Karena itu, sebelum dimanfaatkan seperti sedia kala, sumur lebih baik dikuras lebih dulu agar bersih. \"Paling banyak dan harus diwaspadai di daerah banjir umumnya diare dan penyakit kulit. Sekarang ini kami juga terus waspada pascasurutnya genangan air,\" jelasnya.
Dikatakan Iwan, hingga saat ini belum ada laporan peningkatan kasus diare dan wabah lain di lokasi desa yang terkena banjir. Namun tidak tertutup kemungkinan hal itu akan muncul. \"Ya hingga sekarang kita belum terima adanya laporan mengenai peningkatan kasus wabah yang menyerang warga. Tapi kita sudah siap untuk menanganinya,\" kata Iwan.
Selain itu, berdasarkan pantauan di lapangan, hingga Jum\'at (25/1) kemarin terlihat beberapa warga di Desa Lemeu sedang membersihkan lumpur dan sampah yang dibawabanjir pada Rabu lalu. Seperti Toto Siswanto (41) saat ditemui wartawan sedang membersihkan sisa-sisa lumpur dan sampah akibat banjir. Dikatakan Toto, banjir yang terjadi saat itu mengakibatkan beberapa perabotan rumah tangganya terendam banjir, serta akbat banjir tersebut sampah dan lumpur yan dibawa banjir tersebut harus dibersihkan karena masuk hingga ke dalam rumahnya.
\"Ya beginilah, memang di Desa kami ini sudah menjadi langganan banjir. Setiap air surut kami harusmembersihkan sisa-sisa sampahdan lumpur yang dibawa banjir,\" kata Toto yang terlihat sibuk membersihkan rumanya. Data Kerugian
Sementara itu musibah bencana alam banjir yang melanda beberapa daerah di Kabupaten Lebong seperti Desa Lemeu, Desa Nangai Amen, Desa Suka Bumi, Desa Embong Panjang dan Desa Muara Ketayu beberapa hari ini membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebong melakukan pendataan. Mulai dari korban dan infrastuktur yang rusak Data ini akan diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.
\"Kita masih mendata kerugian akibat banjir ini untuk dilaporkan ke BNPB Pusat,\" kata Plt Kepala BPBD Kabupaten Lebong Edi Syamsuar ST kepada wartawan kemarin.
Dikatakan Markoni, saat ini pihaknya masih mengumpulkan laporan-laporan mengenai data kerusakan yang diakibatkan banjir dari pihak Kecamatan maupun langsung dari kepala desa yang terkena banjir. \"Kita juga mengharapkan adanya peran dari beberapa SKPD terkait untuk melaporkan jumlah kerugian, seperti ikan, padi, irigasi itukan sudah ada dinas-dinas terkait yang membidanginya. Sehingga nanti dengan adanya laporan dari Dinas tersebut, kita sebagai koordinator dapat langsung melaporkannya ke BNPB Pusat,\" kata Edi.
Bupati Rapat Mendadak Tak berbeda di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng). Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Benteng telah diturunkan ke lokasi banjir di Desa Rindu Hati Kecamatan Taba Penanjung untuk melakukan pendataan.
Bupati Benteng H Ferry Ramli SH MH, kemarin juga melakukan rapat mendadak dengan jajarannya untuk menanggulangi bencana tersebut. \"Kita akan melakukan rapat terlebih dahulu, agar langkah yang kita ambil nanti akan lebih tepat,\" ujar Ferry, kemarin. Ia juga telah menginstruksikan pihak BPBD Benteng untuk melakukan pendataan terhadap apa - apa saja fasilitas yang rusak. Nantinya, data kerusakan itu akan dilaporkan kepada pihak BNPB pusat.
Setelah ada persetujuan dari pihak BNPB pusat ini, maka BPBD Benteng langsung akan melakukan perbaikan terhadap fasilitas yang rusak tersebut. Sehingga, Pemkab tak hanya memberikan bantuan - bantuan sebatas untuk hidup sesaat saja. Namun, untuk jangka panjang juga akan difikirkan. \" Yang jelas, kerusakan akibat musibah banjir itu akan segera kita perbaiki,\"pungkasnya. (111/777)