Pendidikan Sumbang Inflasi Tertinggi

Selasa 05-09-2017,14:03 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Bengkulu mencatat inflasi pada Agustus 2017 lalu sebesar 0,19 persen. Angka tersebut lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan, sektor pendidikan, rekreasi dan olahraga menjadi penyumbang angka inflasi terbesar di Bengkulu.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, inflasi yang terjadi pada Agustus terjadi karena beberapa faktor seperti kenaikan harga pada sejumlah komoditas maupun kelompok pengeluaran. \"Pendidikan, rekreasi dan olahraga menjadi penyumbang angka inflasi tertinggi sebesar 2,97 persen pada kelompok pengeluaran,\" ujar Dyah kemarin (4/9). Diungkapkan Dyah, hal tersebut terjadi sebab pada Agustus 2017 tahun ajaran baru dimulai dan masa liburan sekolah sudah habis. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga menyumbang inflasi 2,97 persen ditambah dengan kenaikan harga komoditi sehingga dua faktor itu andilnya 0,26 persen dalam inflasi.

\"Penyebab tingginya inflasi di kelompok tersebut diakibatkan kenaikan harga sejumlah komoditi. Untuk uang masuk akademi perguruan tinggi andilnya sebesar 0,1 persen, sekolah SD andil inflasi sebesar 0,067 persen, uang sekolah SMA andil inflasi sebesar 0,031 persen,\" ungkap Dyah.

Selain itu, Dyah mengatakan, kelompok yang turut menyumbang inflasi Agustus 2017 adalah kelompok sandang sebesar 0,17 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen, dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.

\"Ada dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,05 persen dan kelompok bahan makanan sebesar -0,38 persen,\" tutur Dyah.

Lebih lanjut diungkapkan Dyah, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan justru hanya memberikan andil inflasi

sebesar 0,008 persen. Kemudian sejumlah komoditas seperti dencis, jengkol, cabai merah, bawang putih, kentang, mie goreng instan mengalami penurunan. \"Beberapa yang diprediksi meningkat malah memiliki andil yang kecil terhadap inflasi Agustus 2017 lalu,\" lanjut Dyah.

Berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota di Indonesia, 35 kota tercatat mengalami inflasi, selebihnya 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen dan inflasi terendah di Batam sebesar 0,01 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Ambon sebesar -2,08 persen dan deflasi terendah terjadi di Samarinda sebesar -0,03 persen. \"Kota Bengkulu berada pada urutan 22 yang mengalami inflasi setelah kota Tanjung Pinang,\" terang Dyah.

Terakhir Dyah berharap kedepannya angka inflasi di Bengkulu semakin rendah dan perekonomian Bnegkulu kedepannya semakin membaik dari periode-periode sebelumnya.

\"Kami harap kedepannya angka inflasi di Kota Bengkulu mampu ditekan seminimal mungkin untuk perekonomian Bengkulu yang lebih baik,\" tukasnya.(999)

Tags :
Kategori :

Terkait