Pemuda Bengkulu Selatan Juara 1 Duta Pendidikan Anti Korupsi

Jumat 28-07-2017,12:09 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

KOTA MANNA, Bengkulu Ekspress– Prestasi membanggakan kembali ditorehkan pemuda asal Bengkulu Selatan (BS). Kali ini Firman Hidayat, mampu meraih juara satu duta pendidikan anti korupsi nasional. Dirinya mampu menyisihkan 33 duta pendidikan anti korupsi dari 34 Provinsi Se-Indonesia.

“Alhamdulillah saya berhasil menjadi juara pertama duta pendidikan anti korupsi nasional,” katanya kepada Bengkulu Ekspress.

Menurut alumni SMAN 1 Bengkulu Selatan ini, pemilihan duta pendidikan anti korupsi nasional tersebut digelar 21-23 Juli 2017 di Kota Makasar Provinsi Sulawesi Selatan pada kegiatan Konferensi Mahasiswa Nasional Pendidikan Anti Korupsi (KOMNAS PAK) 2017. Kegiatan ini dilaksanakan Indonesia Youth Against Corruption (IYAC).

Dikatakan, pemuda kelahiran Manna, Manna, 16 April 1996 ini, pada kegiatan tersebut diberikan anugerah kepada 3 terbaik serta 1 favorit mengenai social project yang berhak mendapatkan sertifikat dan medali medali yakni dirinya selaku perwakilan Provinsi Bengkulu menjadi terbaik pertama, terbaik 2 atas mana Rizky Diyu Purnama dari NTB, terbaik 3 atas nama Milla Djuriati Panigoro dari Gorontalo dan Favorit atas nama Safira Yudya Dwitania dari Kalimantan Timur.

“Sebagai duta pendidikan anti korupsi nasional kami akan memberikan berbagai project sosial yang akan diterapkan di daerah masing-masing untuk memberikan pendidikan anti korupsi kepada pelajar dan mahasiswa,” ujar mahasiswa semester 7 fakultas hukum Universitas Bengkulu ini.

Dijelaskan anak ke-4 dari 4 bersaudara pasangan H Arpan dan Hj Nihirawati, karena selama ini pemberantasan korupsi masih menitikberatkan pada tindakan represif, dengan adanya kolaborasi antar duta dengan mengedepankan tindakan preventif atau pencegahan. Diharapkan dapat mengurangi berbagai kasus korupsi dan menimbulkan kesadaran setiap peserta didik.

Oleh karena itu, kegiatan tersebut Social project yang diangkatnya bertujuan menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat kota Bengkulu yang telah redup dan sering disalah artikan. Padahal kearifan lokal tersebut sangat mendidik dan anti korupsi.

Membangun sarana yang edukatif dan melatih kejujuran siswa dengan membuat bengkel anti korupsi di setiap sekolah. Walaupun mengambil kearifan lokal kota bengkulu, tidak menutup kemungkinan saya akan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten di provinsi bengkulu dengan membangun bengkel anti korupsi di setiap sekolah.

“ Saya berharap pemerintah Provinsi Bengkulu melalui dinas pendidikan nasional dapat mendukung penuh dan bekerjasama, terkhusus pemerintah kota Bengkulu dalam hal ini sebagai locus project ini dapat mendukung serta menjadi percontohan bagi Kabupaten lain, serta setiap sekolah bisa bekerjasama mewujudkan program bengkel anti korupsi ini,” harap Firman.

Firman mengatakan meskipun saat ini Provinsi Bengkulu menjadi sorotan nasional setelah adanya kasus operasi tangkap tangan (OTT) Gubernur Ridwan Mukti,. Namun sebagai putra asli Bengkulu, dirinya mampu membuktikan dengan mendapat terbaik 1 untuk kegiatan tersebut.

Oleh karena itu, dengan keberhasilannya sebagai juara satu duta pendidikan anti korupsi nasional, dirinya mengajak semua pelajar dan mahasiswa di Provinsi Bengkulu untuk mendukung program ini untuk mewujudkan bengkulu yang anti korupsi.

“ Sebanyak apapun buayo di dalam lubuk, pasti ada ikan yang bermanfaat di dalamnya, oleh karena itu mari kita buktikan jika Bengkulu ini ke depan bebas dari budaya korupsi,”demikian Firman. (369)

Tags :
Kategori :

Terkait