Demikian diungkapkan Deputi Kepala Bank Indonesia Bengkulu Bidang Ekonomi Moneter Bayu Martanto \"Pemusnahan uang lusuh ini merupakan agenda rutin yang kita lakukan dalam rangka penyegaran uang yang beredar,\" terang Bayu. Dalam setiap pemusnahan itu jumlah lembaran uang mencapai 3.500 lembar dari berbagai nominal.
Kondisi ini, kata dia, tak lepas dari kurangnya pengertian masyarakat dalam memelihara uang kertas. Bayu pun mengimbau kepada masyarakat untuk memperlakukan uang dengan baik sehingga tidak lusuh. \"Seharusnya uang tersebut kita jaga dengan baik, seperti jangan dilipat, mencoret-coret uang ataupun distaples,\" tambah Bayu.
Ia pun menjelaskan dalam merawat uang juga berlaku 3D yaitu didapat, disimpan dan disayang. \"Seharusnya kita bisa menjaga uang tersebut dengan sayang karena kita sulit untuk mendapatkannya,\" tambahnya. Disinggung soal kerugian akibat pemusnahan uang, Bayu tak menampiknya. Setidaknya negara harus mengeluarkan lagi biaya untuk mencetak uang-uang penggantinya.
Bahkan tambah Bayu, biaya pembuatan uang kertas dengan nominal kecil akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan nominal uang tersebut. \"untuk mengantisipasi masalah tersebut maka negara menciptakan uang logam sehingga bisa tahan lama dan mengurangi biaya cetak uang,\" pungkasnya.(cw2)