Korban Cabul Jadi 11 Orang

Kamis 09-03-2017,09:00 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

KETAHUN, Bengkulu Ekspress - Kapolres BU AKBP Andhika Vishnu SIK melalui Kapolsek Ketahun AKP Roy Noor SIK menyebutkan, berdasarkan pengembangan sementara jumlah murid yang korban cabul, baik disodomi maupun hanya pencabulan biasa, oleh oknum guru honorer di MIN Ketahun mencapai 11 orang.

Namun Roy Noor mengaku, pihaknya masih mendalami kasus ini. \"Pastinya ada tambahan korban. Tapi untuk data riil nya masih menunggu pelaksanaan visum terhadap para korban,\" jelasnya.

Kapolsek menambahkan, saat ini, baik tersangka maupun korban masih menjalani pemeriksaan untuk mengungkap kasus asusila tersebut.

Sementara itu, berdasarkan hasil investigasi tim dari Kementerian Agama (Kemenag) Bengkulu Utara (BU) yang turun langsung ke lokasi, jumlah korban kasus sodomi dan pencabulan yang dilakukan guru honorer salah satu MI di Kecamatan Ketahun berinisial AG (22), menjadi 10 orang.

Plt Kepala Kemenag BU, Drs H Muhammad Soleh MPd melalui Kasubbag Tata Usaha Samsir Alamsa MAg, yang turun langsung ke lapangan mengatakan total korban sebanyak 10 orang.

\"Data yang kita dapat ada 10 korban yang menjadi sodomi dan pencabulan yang dilakukan pelaku,\" ujarnya kepada Bengkulu Ekspress (BE), kemarin (8/3).

Parahnya lagi, berdasarkan data itu, 2 korban berinisial Da murid kelas 6 dan Fa murid kelas 5 telah disodomi pelaku sebanyak 2 hingga 3 kali. 2 korban lainnya berinisial Zu murid kelas 5 dan Ra murid kelas 4 disodomi sebanyak 1 kali. Dan 6 korban lainnya hanya dicabuli dan dilecehkan pelaku.

\"Terungkapnya itu karena salah seorang korban mengeluhkan sakit di bagian punggung akibat perbuatan bejat pelaku. Kemudian melaporkan kepada orang tua. Mendengar pengakuan dari orang tua korban, kepsek langsung melaporkan perbuatan pelaku ke Polsek Ketahun,\" ungkap Samsir.

Sedangkan aksi yang dilakukan pelaku, terangnya dengan cara membujuk para korban selesai kegiatan olahraga serta saat kegiatan ekstrakurikuler sekolah. \"Ada yang usai pelajaran olahraga korban dibujuk pelaku ke ruangan perpustakaan dan dilakukanlah aksi itu (sodomi, red),\" tuturnya.

Sebelumnya Kepala Kemenag BU Drs H Muhammad Soleh MPd menyampaikan telah membentuk tim untuk melakukan pendampingan terhadap para korban. Sehingga para korban tidak menjadi frustasi atau dikucilkan oleh lingkungan.

\"Kita secara penuh memberikan pendamingan untuk para korban. Apalagi bagi yang menduduki kelas 6 bakal menghadapi ujian,\" terangnya.

Kepsek Bakal Dimutasi dan Disanksi

Akibat kasus pencabulan yang dilakukan guru honorer ini berinisial AG (22) terhadap muridnya, membuat Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Bengkulu membentuk tim dalam penanganan tersebut.

Kakanwil Kemenag Provinsi Bengkulu Drs H Bustasar MS MPd melali Kabid Madrasah Drs H Hamdani MPd mengatakan telah memerintahkan Kepala Kemenag Bengkulu Utara (BU) untuk membentuk tim dalam penanganan kasus sodomi yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Ketahun.

\"Kita sudah kirimkan surat nomor B.1622 tanggal 8 Maret 2017 kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Arga Makmur Bengkulu Utara, agar membentuk tim menyelesaikan persoalan ini,\" ujarnya kepada Bengkulu Ekspress (BE) saat dikonfirmasi melalui telepon genggam, kemarin (8/3).

Tak hanya itu, pihak Kanwil Kemenag juga telah resmi memberhentikan pelaku sodomi sebagai guru honorer di MIN Ketahun. Bahkan Kepala Sekolah (Kepsek) MIN juga terancam dimutasi atas kejadian tersebut.

\"Kalau guru honorer itu sudah kita berhentikan dengan tidak hormat. Untuk kepseknya jika terbukti lalai, hasil dari tim gabungan itu nanti, maka akan kita mutasikan serta diberikan sanksi,\" ungkapnya.

Korban Merupakan Murid Berprestasi

Semua murid yang diduga menjadi korban sodomi yang dilakukan pelaku merupakan murid yang berperstasi dan tergolong anak yang bersih. Sehingga membuat pelaku menjadi tertarik.

Kasubbag Tata Usaha Kemenag Bengkulu Utara Samsir Alamsa MAg menyampaikan salah satu korban merupakan murid berprestasi yang pernah meraih juara 1 dalam lomba.

Sedangkan murid lain yang menjadi korban, lanjutnya lebih bersih dan rapi dibandingkan murid lainnya. Sehingga mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelaku. \"Dari semua yang menjadi korban memang lebih terlihat bersih dari murid lainnya,\" kata Samsir.

Pelaku Terlihat Normal

Sedangkan dalam keseharian aktivitas sekolah, pelaku diakui tidak menunjukkan sikap yang aneh. Bahkan semua yang menjadi tanggungjawab sebagai seorang guru dapat diselesaikan dengan baik. Sehingga aksi bejat yang dilakukan pelaku berjalan mulus.

\"Pelaku mulai mengajar di sekolah itu sejak awal tahun 2015. Kemudian aksi bejat itu mulai dilakukan pelaku sejak akhir 2015. Dan berlanjut hingga akhir 2016,\" terang Samsir.

Sedangkan awal mula pelaku diterima menjadi guru, lantaran sekolah mengalami kekurangan guru bidang olahraga. Kemudian merekrut pelaku. \"Pelaku berasal dari Provinsi Lampung. Ia tinggal di Desa D1 Giri Kencana Kecamatan Ketahun,\" ujar Butasar. (816)

Tags :
Kategori :

Terkait