Bengkulu Dilanda Banjir, Ratusan Rumah, Jalan, dan Sawah Terendam

Rabu 08-03-2017,09:10 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Hujan deras semalaman yang melanda hampir seluruh wilayah di Provinsi Bengkulu, Senin (6/3) malam, menyebabkan ratusan rumah di Provinsi Bengkulu terendam.

Berdasarkan data dihimpun Bengkulu Ekspress, ada 4 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Bengkulu yang dilanda banjir. Diantaranya, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Lebong, dan Bengkulu Tengah.

Seperti di Kota Bengkulu, banjir melanda perumahan Betungan Residance RT 40 RW 6 Kelurahan Betungan Kecamatan Selebar Kota Bengkulu. Sebanyak 32 unit terendam banjir setinggi kurang lebih 1 meter.

Ketua RT 40 Betungan, Kaswensi Isna (50), mengungkapkan, banjir mulai merendam rumah warga sejak selasa dini hari pukul 04.00 WIB. Warga yang sebagian besar sudah tidur langsung tersadar dan berteriak membangunkan warga lain yang masih tertidur hujan yang terus turun hingga pukul 2.00 WIB dinihari terus menambah debit air.

\"Banyak warga yang menyadari sudah terjadi banjir lantas membangunkan warga yang lain. Pihak PLN juga langsung sigap dan mematikan aliran listrik di kawasan tersebut,\" ujar Kaswensi Isna kepada BE, kemarin (7/3).

Diakuinya, banjir tersebut sudah beberapa kali terjadi karena memang lokasi tersebut diakuinya dahulunya adalah daerah rawa yang ditimbun untuk dibangun perumahan.

\"Daerah ini memang dataran rendah dan dulunya rawa-rawa. Tidak ada korban jiwa, semua warga sudah dievauasi dan mengungsi,\" sambungnya.

Akibat banjir tersebut, warga yang sudah kebanjiran terpaksa mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Salah satu keluarga yang memiliki bayi berusia 3 bulan harus merelakan satu unit mobil dan sepeda motornya terendam banjir.

\"Ada kendaraan warga yang terendam banjir, tak hanya itu puluhan peralatan elektronik milik warga juga terendam,\" sambungnya.

Susi (32), salah seorang warga yang rumahnya terendam, dan keluarganya termasuk anak bayinya yang berumur 3 bulan langsung ia selamatkan.

Ia mengaku saat banjir terjadi dirinya sedang terlelap tidur berasama keluarganya tiba tiba air lansung masuk kedalam rumah secara tiba tiba dan membuat dirinya bergegas mengambil bayinya dan langsung menyelamatkan diri ke tempat yang aman.

\"Setelah saya melihat air sudah masuk ke rumah, saya langsung mengangkat anak saya yang baru berumur 3 bulan tersebut. Rumah saya sudah terendam banjir hingga 1 meter lebih ,\" ujarnya.

Ia berharap kepada Pemerintah Kota Bengkulu untuk segera memperbaiki dan memperbesar saluran air. Hal itu penting agar mereka tidak lagi terendam banjir saat hujan datang.

\"Banjir besar ini sudah 3 kali terjadi, dan kami minta agar Pemkot memperbaiki drainasenya agar tidak banjir lagi,\" pungkasnya.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bengkulu Drs. Syamsuddin mengatakan, sudah sering terjadi banjir di perumahan Betungan Residance bahkan ini sudah ketiga kalinya terjadi banjir di wilayah tersebut.

\"Sudah terlalu seiring terjadi banjir diwilayah tersebut, bahkan ini sudah ketiga kalinya, penyebabnya adalah wilayah tersebut berdekatan dengan aliran sungai kecil dan kalau hujan turun begitu deras maka akan terjadi banjir,\" ungkapnya.

Ia menambahkan pihaknya akan memberikan bantuan kepada para korban banjir seperti selimut dan beberapa perlengkapan lainnya melalui BPBD Kota Bengkulu. \"Kami akan serahkan tugas tersebut kepada BPBD kota Bengkulu karena itu menjadi tanggung jawabnya, sama seperti banjir sebelumnya bantuan dari pihak kami yaitu berupa selimut dan pakaian,\" tutupnya.

Lalu ada juga ratusan rumah di Kelurahan Tanjung Agung Kecamatan Sungai Seru. Daerah ini merupakan kawasan langganan banjir setiap musim hujan tiba.

4 Desa Dikepung Banjir

Sementara itu, Sebanyak 56 rumah di 4 desa yakni Talang Ginting, Talang Pungguk, Tanjung Genting dan Talang Renah di 2 kecamatan yakni Air Besi dan Air Napal Terendan banjir. Selain itu, 2 Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) serta Masjid ikut terendam banjir.

Termasuk juga puluhan hektare (Ha) sawah siap panen dan baru tanam ikut tenggelam. Sehingga kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

Kades Tanjung Genting, Musdal Alimin SPi mengatakan, banjir terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari kemarin (7/3). Hal itu disebabkan hujan deras yang turun sejak sore. Akibatnya sekitar 30 rumah di desanya terendam banjir. Begitu juga 1 bangunan PAUD dan masjid  terendam dengan ketinggian 1,5 meter. Sehingga membuat aktivitas warga lumpuh total.

\'\'Ke dalam banjir berkisar 1 meter hingga 1,5 meter. Sehingga 90 persen aktivitas warga lumpuh total. Karena warga memang mengandalkan penghasilan dari perkebunan dan persawahan yang ikut terendan banjir,\'\' ujarnya kepada Bengkulu Ekspress (BE) saat ditemui di lokasi banjir, kemarin (7/3).

Musdal menambahkan, selain merendam rumah, sekolah dan masjid. banjir juga menutupi akses jalan poros desa. Akibatnya warga tidak dapat keluar desa. Sedangkan untuk kebutuhan makan, warga yang rumahnya terendam banjir, terpaksa menumpang di rumah tetangga yang masih aman. Termasuk beberapa perabot rumah yang ikut rusak.

\'\'Memang banjir ini sifatnya musiman. Bahkan dalam setahun bisa sampai 3 kali. Apalagi kalau di daerah Kemumu dan sekitarnya hujan deras,\'\' ungkapnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bengkulu Utara (BU) Made Astawa menyampaikan, banjir itu merupakan musiman yang terjadi setiap tahun. Walaupun beberapa rumah terendam banjir, kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa.

\'\'Ya itu langganan banjir tiap tahunnya. Kalau hujan deras di daerah Kemumu, maka luapan arus sungai Nokan bakal menggenangi daerah tersebut,\'\' tuturnya.

Kapolres BU AKBP Andhika Vishnu SIK melalui Kapolsek Air Besi Iptu Rahmat SH bersama anggota langsung turun melakukan pengecekan dan pengamanan situasi. Dan hingga saat ini, lanjutnya tidak ada laporan korban jiwa maupun ternak yang hilang terbawa banjir.

\'\'Seluruh aktivitas warga lumpuh total. Karena genangan air menutupi jalan akses desa,\'\' pungkasnya.

Banjir juga melanda 3 Desa Kecamatan Batiknau yakni Samban Jaya, Taba Ruyung dan Batiknau. Parahnya, banjir menggenangi jalan nasional hingga membuat kendaraan terpaksan menggunakan jalur alternatif.

Camat Batinau Suryadi SSTP MSi menyampaikan, sebanyak 5 rumah terandam banjir di Desa Batiknau. Sedangkan di 2 desa lainnya banjir menggenangi jalan nasional. Akibatnya jalan lintas Batiknau-Ketahun mengalami lumpun total sejak pukul 10.00 WIB pagi hingga pukul 17.30 WIB.

‘’Ada 5 rumah yang tergenang banjir. Tapi yang paling parah jalan lintas tak dapat dilalui sejak pagi hari hingga sore. Karena seluruh ruas jalan tergenangi air ketinggian lebih dari setengah meter,’’ pungkasnya.

Sungai di Lebong Meluap

Sedangkan di Kabupaten Lebong, akibat hujan deras Senin (6/3) siang hingga Selasa (7/3) subuh, mengakibatkan 4 aliran sungai di daerah itu meluap ke pemukiman warga.

Sungai yang meluap tersebut yakni Air Ketahun, Air Uram, Bioa Kotok dan Air Amen. Dampak luapan air sungai tersebut mengakibatkan ratusan rumah warga di Desa Lebong Donok, Kelurahan Pasar Muara Aman Kecamatan Lebong Utara terendam sedalam 30 Cm-1 meter, desa lain yang terkena banjir yakni Desa Lemeu Kecamatan Uram Jaya.

Meluapnya air sungai juga mengakibatkan ratusan hektar lahan pertanian warga terancam gagal panen akibat terendam oleh lumpur dan pasir.

Selain banjir, secara bersamaan di ruas jalan utama Lebong-Curup tepatnya Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan tertimbun oleh material longsor.

\"Di desa Lebong Donok, air mulai naik ke pemukiman warga sekitar pukul 01.00, luapan air ini semakin tinggi hingga meluas ke wilayah Pasar melintang di Kelurahan Pasar Muara Aman. Kondisi banjir yang terjadi kali ini bisa dikatakan cukup parah karena sebelumnya belum pernah ketinggian air mencapai 1 meter di sekitar pemukiman,\" kata Dery salah satu warga.

Bupati Lebong, H Rosjonsyah SIP MSi bersama jajaran Pemkab Lebong, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, TNI, Polri dan unsur terkait lainnya sekitar pukul 07.30 WIB, Selasa (7/3) melakukan pemantauan dan menyisir sejumlah lokasi yang kondisinya masih tergenang banjir. Bahkan tindakan darurat dari jajaran Pemkab Lebong, dilokasi yang parah digenangi banjir telah disiagakan dapur umum serta pos pelayanan kesehatan (Poskes). BPBD sendiri langsung menurukan perahu rescue dari tim evakuasi kelokasi banjir yang terparah yakni di desa Lebong Donok dan Pasar Melintang Kelurhan Pasar Muara Aman.

\"Kita juga sudah memberikan bantuan berupa sembako khususnya diwilayah yang parah terendam banjir yakni Desa Lebong Donok dan sekitarnya. Untuk mengantisifasi kembali terjadinya Banjir jika kembali terjadi Hujan kita juga menepatkan tim evakuasi di Posko bencana,\" kata Kepala BPBD Kabupaten Lebong, Drs Syamsul Bahri.

Terpisah, Kapolres Lebong, AKBP Zainul Arifin SE MH melalui pelaksana harian (Plh) Kapolsek Lebong Selatan, Ipda HP Tampubolon STK mengungkapkan selain kejadian banjir, diwilayah Lebong Selatan jalan lintas Lebong- Rejang Lebong tepatnya di Kelurahan Tes sempat tertimbun akibat longsor sehingga menggangu aktivitas lalulintas, namun kondisi ini bisa cepat ditanggulangi. Hanya saja potensi kembali terjadi longsor masih sangat besar.

\"Anggota Polres bersama TNI, Camat dan masyarakat setempat sudah melakukan pembersihan material longsor yang menutupi badan jalan lintas Kelurahan Tes. Untuk aktifitas lalulintas sudah normal kembali, namun tetap waspada jika intensitas hujan kembali berlangsung lama dan deras, tidak menutup kemungkinan di sekitar lokasi awal terjadinya longsor kembali terjadi longsor susulan,\" ungkap Tampubolon.

Tujuh Rumah Terendam

Luapan air Sungai Bajak di Desa Sodidadi, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengakibatkan sedikitnya 7 rumah setempat digenangi air sekitar pukul 04.30 WIB, Selasa (7/3).

Rumah yang terencam itu milik Sidun, Supar, Fahrudin, Tarman, Sakimin, Parno dan Riani. Beruntung luapan air cepat menyusut sehingga tidak menimbulkan kerugian terlalu banyak.

Ditemui di lokasi kejadian, salah seorang warga setempat, Priyatin menjelaskan banjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang melanda kawasan tersebut sejak Senin (6/3) malam. Akibatnya, aliran sungai yang kecil tidak mampu menahan debit air yang berasal dari hulu sungai.

\"Hujan kali ini sudah hampir mengenangi sebagian besar rumah warga yang berlokasi di dataran rendah dan tak jauh dari aliran sungai. Jika dihitung, ada sekitar 7 rumah yang digenangi air,\" ungkap Priyatin.

Dijelaskan Priyatin, bencana banjir di kawasan tersebut sudah menjadi langganan setiap musim penghujan tiba. \"Banjir memang sering terjadi. Akan tetapi, jika hujan berhenti, airnya juga sangat cepat menyusut,\" imbuh Priyatin.

Selain menganggu kenyamanan warga, banjir di Desa Sidodadi juga sempat mengganggu akses lalu lintas di jalan raya. Bahkan beberapa ruas jalan terpaksa tak bisa dilewati akibat tergenang air.

\"Pagi tadi jalan ini tidak bisa dilintasi akibat banjir yang mencapai 1 meter. Jalan baru bisa dilewati sepeda motor pada pukul 10.00 WIB,\" kata Tamri (23), warga Desa Talang Boseng, Kecamatan Pondok Kelapa saat hendak mengangkut padi dari Desa Sidodadi.

Mengetahui bencana ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Benteng langsung terjun ke lokasi banjir untuk melakukan pemantauan dan memberikan bantuan berupa tenda gulung, selimut, tikar dan pakaian anak-anak.

\"Meskipun tidak begitu banyak membantu. Apa yang diberikan diharapkan bisa sedikit meringankan beban warga yang tengah dilanda banjir,\" kata Kepala Dinsos Benteng, Hasan Basri SSos, kemarin.

Ratusan Rumah Tergenang

Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Mukomuko, kemarin (7/3) malam menyebabkan ratusan rumah penduduk kebanjiran yang terjadi disejumlah lokasi di daerah tersebut.

Melihat situasi itu, Bupati Mukomuko Choirul Huda didampingi Asisten I Gianto, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ramdani dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Apriansyah langsung turun ke lokasi. Tak hanya itu, BPBD dan PUPR pun langsung melakukan penanganan secara darurat.

Seperti menurunkan petugas untuk membersihkan selokan/ drainase yang tersumbat, supaya air dapat mengalir dengan lancar.

Kepala BPBD Kabupaten Mukomuko, Ramdani menyampaikan ketinggian air yang masuk ke pemukiman penduduk sekitar 30 – 50 cm.

Hingga sore kemarin, (7/3) air mulai menyurut. Pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, langsung melakukan penanganan darurat. Seperti membersihkan selokan/drainase yang tersumbat. Banjir itu disebabkan selain intensitas curah hujan tinggi hingga air tidak mampu diserap oleh tanah.

Ditambah dengan sistem drainase/selokan yang kurang optimal. Rumah penduduk yang terendam banjir yakni, sebanyak 73 rumah warga di Desa Rawa Bangun, Kecamatan XIV Koto, Desa Pondok Kopi Kecamatan Teras Terunjam 41, Desa Ujung Padang 15, Kelurahan Bandar Ratu Kecamatan Kota 12 dan Kampung Dalam 1 rumah.

Termasuk merendam kawasan Hotel Madyara dan Rumah Sakit Bersalin Al – Barra. “ Tidak ada korban jiwa maupun luka – luka dalam peristiwa itu. Sedangkan untuk kerugian material. Pihaknya masih menunggu laporan data dari desa/kelurahan maupun kecamatan masing – masing,” ungkapnya.

Bupati Mukomuko Choirul Huda yang langsung turun kelapangan menyampaikan Pemkab Mukomuko akan melakukan normalisasi saluran air yang tidak mengalir normal. Selain itu kedepannya juga akan dilakukan pembangunan jembatan ataupun box culvert.

“ Dimana lokasi dan titik sering terjadinya banjir akan ditanggulangi dan dinormalisasi. Termasuk sampah – sampah dibersihkan,” ungkapnya. (cw2/816/135/777/900)

Tags :
Kategori :

Terkait