Sebagai antisipasinya, tahun ini Dispora akan memagar lapangan Sport Center tersebut.
“Kalau tidak dipagar, orang seenaknya memakai lapangan Sport Centre itu, seperti contoh sudah dilarang tidak belajar mobil tapi masih banyak yang belajar mobil. Apalagi kalau ada acara besar banyak mobil besar atau truk yang parkir di lapangan itu,” kata Plt Kepala Dispora Provinsi Bengkulu, Meri Sasdi Jantan MPd.
Menurutnya, seharusnya masyarakat yang ingin menggunakan fasilitas itu harus melalui izin terlebih dahulu ke pihaknya, namun sebagian masyarakat tidak mengindahkannya. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan menimbulkan kerugian berupa kerusakan, baik lantai lapangan, lampu, dan fasilitas lainnya yang merupakan aset provinsi.
“Rencana pemgaran itu sudah lama, tapi alhamdullilah tahun ini bisa terwujud dengan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar. Jadi, kalau sudah dipagar nanti mudah-mudahan lapangan tersebut bisa lebih awet,” ungkapnya. Selain itu, ia juga memastikan penggunaan lapangan tersebut lebih tertib dan teratur jika dipagar. Karena selain pagar, pihaknya juga akan menerapkan sistem perparkiran menggunakan mesin karcis.
“Saat ini parkir itu memang sudah ada, tapi di tahun 2017 akan kita rapikan lagi, yang jelas harus sesuai dengan aturan. Mungkin kita bisa mulai pengerjaannya sekitar bulan Maret,” bebernya.
Ia juga menyebutkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan dari pengelolaan Sport Centre di tahun 2016 lalu mencapai Rp 70 jutaan karena ada beberapa yang gratis seperti auning. Namun pihaknya akan kembali merevisi aturannya agar penggunaan lapangan tersebut bisa digratiskan. (805)