BENTENG, Bengkulu Ekspress - Laporan tentang beredarnya kalender yang bergambar bupati non aktif, DR H Ferry Ramli SH MH, di kalangan pelajar masih diusut Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) bersama Sekretariat Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu).
Bahkan, jika tak ada aral melintang, Panwaslu akan melakukan pemeriksaan terhadap Ferry Ramli, Senin (16/1) hari ini. Sesuai dengan jadwal, Ferry yang saat ini menjadi kandidat salah satu calon bupati (Cabup) dalam perhelatan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) 15 Februari 2017 tersebut akan dimintai keterangan terkait keberadaan fotonya dalam kalender yang sengaja dibuat oleh salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri di Kabupaten Benteng.
\"Surat panggilan sudah kita sampaikan langsung di kediamannya. Direncanakan, Ferry Ramli akan kami mintai keterangan besok (hari ini,red),\" kata Ketua Panwaslu Kabupaten Benteng, Haidir SP, kemarin.
Lebih lanjut dijelaskannya, menuntaskan laporan tersebut, pihaknya juga telah melakukan pemanggilan terhadap sejumlah saksi terkait untuk dimintai keterangan. Dimulai dari pihak Kepala Sekolah (Kepsek), guru, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) serta saksi ahli dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bengkulu.
\"Untuk saksi ahli, KPU Provinsi mendelegasikan kepada salah satu Komisioner KPU Kabupaten Benteng untuk dimintai keterangan. Apakah ini termasuk kedalam pelanggaran Pilkada atau tidak, nanti akan kita simpulkan. Yang jelas, petahana tidak diperkenankan untuk menggunakan fasilitas, program pemerintah untuk berkampanye,\" beber Haidir.
Dilansir sebelumnya, perkara ini mencuat setelah adanya laporan yang disampaikan Raden Adnan SH, salah satu kuasa hukum pasangan calon (Paslon) nomor urut 3 (tiga), M Sabri SSos MM dan Naspian terhadap salah satu c.
Dimana, pelapor menduga bahwa pihak sekolah sengaja mengedarkan kalender tahun 2017 dengan halaman utama yang bergambarkan Cabup nomor urut 1, yakni c. Menurut pelapor, kalender tersebut diduga sengaja dibagikan oleh pihak sekolah kepada siswa sebagai bentuk upaya kampanye memenangkan salah satu Paslon. (135)