BENTENG, Bengkulu Ekspress - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Wilayah Bengkulu bekerjasama dengan BPPPA Provinsi Bengkulu menggelar seminar pendidikan politik bagi pemilih perempuan di Aula Maroba, Desa Ujung Karang, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) Kamis (8/12) kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Wilayah KPI wilayah Bengkulu, Irna Riza Yulyastuti mengaku bahwa pihaknya siap memberikan dukungan agar perhelatan pesta demokrasi pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Benteng berjalan lancar.
Menurut Irna, salah satu langkah nyata yang bisa dilakukan adalah menggunakan hak suara secara objektif dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pasangan calon (paslon).
\"Melalui kegiatan ini, KPI mengajak semua unsur dari masyarakat, terutama para perempuan agar dapat memilih pemimpin yang adil, bijak dan berkualitas pada pilkada mendatang,\" ungkap Irna.
Menurut Irna, pemahaman tersebut perlu diberikan kepada para perempuan. Pasalnya, dari keseluruhan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pilkada 2017 yang telah ditetapkan KPU, pemilih terbanyak berasal dari perempuan.
\"Perempuan sangat menentukan perolehan suara pada pilkada mendatang. Sebab suara perempuan jauh lebih banyak dari laki-laki,\" tandasnya.
Pantausan Bengkulu Ekspress, acara tersebut juga dihadiri belasan orang dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi masyarakat (Ormas), dan tokoh perempuan se-Kabupaten Benteng.
Komisioner KPU Kabupaten Benteng Divisi Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat, Drs Bj Karneli pun hadir sebagai salah satu pemateri.
Menurut BJ Karneli, selain memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan kaum laki-laki, perempuan memiliki potensi besar menekan angka golongan putih (golput). Sebab itulah, melalui pendidikan politik ini diharapkan kaum wanita mampu mendorong seluruh elemen masyarakat, terutama yang berada di sekitar mereka agar memiliki pemahaman yang sama untuk menggunakan hak pilih saat pilkada.
\"Perempuan juga memiliki banyak kesempatan untuk menyampaikan kepada masyarakat tentang pentingnya pilkada. Baik di lingkungan keluarga, lingkungan tetangga ataupun kelompok-kelompok perempuan,\" pungkas BJ Karneli.(135)