KKT Ancam Boikot Festival Tabot

Sabtu 17-09-2016,09:30 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Keluarga Kerukunan Tabot (KKT) mengancam memboikot festival tabot yang akan berlangsung 1-10 Oktober mendatang.

Ancaman ini disampaikan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu, pagi kemarin (16/9), karena KKT menganggap dalam penentuan lapak bazar yang terletak di Lapangan Vie Tower tidak transparan. Untuk itu, KKT meminta untuk segera ditunjuk pihak ketiga yang akan mengelola bazar tersebut pada festival tabot nanti.

Ketua KKT, Junaidi menegaskan, pihaknya tidak akan mengikuti festival tabot tersebut jika pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu belum memutuskan siapa yang CV yang memegang lapak bazar yang berada di Lapangan Vie Tower.

\"Kita hanya meminta kepada pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk segera menunjuk CV yang akan mengelola lapak bazar tersebut, karena kita mendengar CV yang tidak ikut tender sebelumnya bisa menang dan mengolah lapak bazar pada festival tabot nanti. Karena itulah kami mendatangi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi ini,\" ungkap Junaidi.

Dikonfirmasi, Plt Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu, Suparhim SE mengatakan, ini hanya miskomunikasi karena pihaknya tidak pernah membuka lelang atau tender terhadap pengelola lapak bazar festival tabot tersebut.

\"Kita tidak pernah menentukan CV yang mengelola lapak bazar melalui tender atau melalui lelang, karena kita mau mencari yang benar-benar serius dan mempunyai konsep yang jelas. Itulah yang menyebabkan hingga saat ini belum kita putuskan siapa yang memegang lapak bazar di kawasan Vie Tower tersebut,\" jelasnya.

Selain itu, ia juga menyebutkan, pihaknya ingin membuat festival tabot tahun ini berbeda dengan tahun yang lalu sesuai dengan perintah gubernur, sehingga pihaknya sangat menyaring CV mana yang paling tepat dan yang sesuai dengan kriteria dan memiliki konsep yang baik dan jelas.

\"Kita yakin jika kegiatan festival tabot ini bisa berjalan sukdes dan meriah jika semua pihak saling mendukung, bukan saling sikut menyikut. Apabila harus kerja bareng kita kerja bareng, karena festival tabot ini sangat menarik, mengingat ada unsur ritualnya, ada panggung keseniannya dan masyarakat bisa menikmati suasa kemeriahanya,\" tuturnya.

Menurut Suparhim, ancaman yang disampaikan pengurus KKT itu hanya kesalah fahaman saja, karena jika ini disebut lelang dan tender pasti ada tanggal pembukaan pendaftaran dan tanggal penutupan.

\"Ini hanya kegiatan biasa, jadi tidak perlu adanya keributan dan kegaduhan, dan untuk saat ini baru ada 4 CV yang sudah mendaftar antara lain CV Tabot Bencolen, CV Ikona Kito, CV Cemara dan CV 8 Energi. Dari keempat CV ini belum ada yang kita putuskan karena waktu juga masih lama jadi kita masih mencari yang lebih baik lagi dan dalam waktu 1 sampai 2 hari ini nanti bisa kita putuskan,\" tutupnya.

Setor PAD Rp 75 juta

Sementara itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu menyerahkan pengelolaan bazar rakyat tabot ini kepada pihak ketiga.

Pengelolaan bazar rakyat dibagi dua, bagian dalam lapangan dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu, dan bagian luar lapangan dikelola Dikbud Kota Bengkulu, sehingga tidak terjadi tumpang tindih.

\"Khusus untuk Dikbud, pengelolaan bazar dipihak-tigakan. Saat ini sudah ada empat perusahaan yang mendaftarkan proposalnya, \" ungkap Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu, Rosmayetti MM, kemarin.

Perusahaan yang sudah mengajukan proposal ke Dikbud iniadalah CV Konakito, CV Bengkulen Tabot, dan CV Batu Balai.

\"Kita akan melihat kelengkapan dokumennya, seperti dukungan kepolisian dan perhubungan. Senin besok mereka akan memaparkan mekanisme di hadapan panitia,\" jelas Rosmayetti.

Pihaknya yang terpilih sebagai pengelola lapak bazar harus menyetor kewajibannya Pendapatan Asli Daerah di muka, dengan nilai minimal Rp 75 juta. Bukti setor inilah yang akan menjadi dasar dilakukannya penandatangan MoU antara Dikbud dengan pemenangnya nanti. (247/529)

Tags :
Kategori :

Terkait