Bisa melalui sperma dan kemungkinan lewat air mata. So, dalam panduang terbarunya, WHO melarang para pelancong dari negara tertular Zika, tidak boleh berhubungan seksual selama enam bulan.
Kalaupun sudah kepepet untuk berhubungan badan, harus menggunakan kondom. Panduan tersebut berlaku untuk laki-laki maupun perempuan, baik yang memiliki tanda-tanda tertular Zika maupun tidak.
Pada panduan sebelumnya yang dikeluarkan 7 Juni, larangan hanya berlaku dua bulan dan hanya ditujukan untuk pria.
Namun, kini ditemukan bukti baru mengenai penularan virus yang ditemukan kali pertama di Uganda pada 1947 tersebut.
Salah satunya, virus Zika hidup lebih lama di sperma. Dokter menemukan Zika di sperma pria Italia 188 hari setelah menunjukkan gejala tertular untuk kali pertama.
Pada penderita lain, ditemukan konsentrasi virus yang cukup tinggi di air maninya. Yaitu, 100 ribu kali lebih banyak dibandingkan di darahnya.
Kondisi tersebut didapat 14 hari setelah dia kali pertama didiagnosis.
Penularan bisa terjadi melalui pria yang sudah tertular, tetapi tidak memiliki tanda-tanda penularan ke pasangan perempuannya. Begitu pula sebaliknya.
Pada banyak kasus, orang yang tertular Zika tidak menunjukkan gejala apa pun. Kalaupun ada, biasanya gejalanya ringan seperti demam, ruam, dan sakit pada persendian.
Penularan Zika secara seksual kali pertama tercatat pada Februari lalu. Yaitu, seorang pria tertular Zika melalui anal seks. Pada April ada penularan Zika melalui oral seks.
Pada Agustus terdapat 11 negara yang melaporkan penularan virus tersebut melalui hubungan seksual.
Mayoritas hubungan badan lewat vagina. WHO menegaskan bahwa mereka akan memperbarui panduan penularan Zika jika ada bukti-bukti baru lainnya.
Penelitian baru-baru ini yang dilakuan para ilmuwan di Washington University School of Medicine juga menemukan hasil mengejutkan.
Yakni, virus Zika juga ditemukan di air mata.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan alasan mengapa virus Zika bisa mengakibatkan mata merah dan perih.
Pada tahap yang parah, bisa juga terjadi uveitis yang mengakibatkan kebutaan secara permanen. Namun, kondisi itu jarang terjadi. (reuters/afp/aljazeera/the independent/sha/c15/any/jpnn)