WANITA yang merokok selama kehamilan, berisiko memiliki anak laki-laki dengan produksi sperma yang rendah di masa dewasa. Pernyataan itu berdasarkan sebuah penelitian di Australia.
\"Akan lebih sulit untuk pria dengan jumlah sperma yang rendah untuk memiliki anak atau mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk membuat pasangannya hamil,\" kata peneliti Dr. Christine Wohlfahrt-Veje, seperti dilansir laman Lifespirit, Kamis (25/8).
Karena itu, disarankan agar berhenti merokok.
\"Jika wanita ingin memiliki cucu, mereka harus berhenti merokok,\" tegas Wohlfahrt-Veje.
Untuk melihat bagaimana eksposur dalam rahim bisa memengaruhi sistem reproduksi laki-laki di kemudian hari, peneliti melakukan pengamatan kepada pria di awal 20-an.
Serta ibu yang telah berpartisipasi dalam studi kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan dua dekade sebelumnya.
Mereka mengumpulkan sampel sperma dari 365 pria dan melakukan ultrasound testis pada 404 laki-laki.
Peneliti melihat produksi sperma median atau jumlah yang dihasilkan oleh setidaknya setengah pria dalam studi itu. Hasilnya, ada sekitar 19 persen produksi sperma lebih rendah di antara laki-laki yang ibunya merokok selama kehamilan.
Pria yang lahir prematur, risiko yang diakibatkan ketika wanita merokok selama kehamilan, juga memiliki testosteron lebih rendah di masa dewasa.
Kadar testosteron rendah dikaitkan dengan disfungsi ereksi, gairah seks berkurang dan penurunan jumlah sperma.
Menjaga berat badan yang sehat selama masa kanak-kanak, juga bisa membantu kesehatan reproduksi.
Pria yang secara konsisten memiliki berat badan yang sehat selama masa kanak-kanak dan remaja cenderung memiliki volume testis lebih besar dan kadar testosteron yang lebih tinggi di masa dewasa.
\"Temuan studi ini memberikan wanita alasan lain untuk menghindari merokok selama kehamilan,\" kata penulis utama studi, Dr. Roger Hart dari University of Western Australia.
\"Ini adalah pesan umum bahwa perempuan tidak boleh merokok saat mereka sedang hamil atau saat mereka mulai mencoba untuk hamil, karena hal ini terkait dengan pertumbuhan janin melalui kehamilan dan mengurangi risiko kelahiran prematur,\" pungkas Hart.(fny/chi/jpnn)