PS Bengkulu Kritis, Pemain Dibajak, Sakit dan Cidera

Selasa 23-08-2016,09:00 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE- Sungguh miris kondisi yang dialami PS Bengkulu saat ini, setelah berangkat ke Provinsi Banten dengan cara mengutang, sekarang kondisi pemain dan manajemen harus menginap disalah satu wisma di Pandegelang, Banten dengan biaya Rp 100 semalam. Satu kamar dipaksakan dihuni 5 orang.

Kepala Pelatih PS Bengkulu, HM Nasir mengatakan, kondisi sekarang semakin tidak menentu. Setelah kalah dari Perserang Serang kemarin, jelas sudah menutup jalan kita menuju babak selanjutnya, yang terpenting sekarang harus menyelesaikan pertandingan tersisa meskipun pihaknya tidak tahu apakah bisa bermain atau tidak.

\"Kondisi sekarang sangat kritis, untuk keuangan kita sudah menipis dan sekarang kritis pemain. Sebab dua pemain kita ditarik dan bermain untuk Gersik United yaitu Rival dan Roni Rosyadi,\" katanya kepada BE, kemarin (22/8).

Sedangkan satu pemain lagi, Denis terkena malaria dan Anggi mengalami cidera bahu saat pertandingan melawan Perserang, minggu yang lalu.

Dikatakannya, kondisi sekarang ini sangat memilukan, untuk makan saja pihaknya harus membeli nasi bungkus dengan harga Rp 10 ribu perbungkus dan yang lebih mengkhawatirkan lagi kemungkinan untuk ongkos pulang Laskar Tobo Kito tidak ada lagi dan terancam mengutang.

\"Apabila kita tidak menyelesaikan pertandingan kita akan terlempar dari divisi utama dan masuk ke liga Nusantara, jadi meskipun kritis keuangan dan hanya tersisa 13 pemain, tetapi kita yakin bisa menyelesaikan 2 pertandingan tersisa. Sebab, jika kita jadi juru kunci pun, kita masih bisa bermain untuk divisi utama dan mempunyai harapan untuk menerima bonus dari PSSI sebagai kompensasi telah menyelesaikan pertandingan,\" ucapnya.

Saat dikonfirmasi, Ketua KONI, Yuan De Gama mengatakan, pihaknya bukan tidak mau membantu PS Bengkulu, tetapi ranah KONI hanya sebatas liga Amatir dan dalam event PON, sedangkan PS Bengkulu merupakan liga profesional. Jadi, KONI tidak bisa berbuat apap-apa.

\"Kita hanya bisa bantu secara individu bukan secara kelembagaan, karena ranahnya sudah berbeda bahkan dana APBD pun tidak bisa membantu PS Bengkulu. Jadi, PS Bengkulu harus mencari sponsor sendiri atau bapak angkat yang bisa dan siap membantu melalui pemerintah,\" bebernya.

Selain itu, ia menyebutkan, pihaknya juga akan berusaha mencarikan sponsor untuk membantu PS Bengkulu karena PS Bengkulu juga merupakan klub kebanggaan warga Bengkulu.

\"Kita sering melakukan pertemuan dengan pihak manajemen PS Bengkulu, tetapi kita hanya bisa sebatas memberi semangat dan membantu mencarikan solusi, tetapi jika soal membantu pendanaan KONI tidak bisa karena bukan rananya dan bisa melanggar peraturan perundang-undangan,\" tutupnya.

Pemprov Bakal Bantu

Mirisnya nasib PS Bengkulu yang saat ini sedang berjuang di lapangan hijau dalam laga lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) B tahun 2016, membuat prihatin semua pihak.

Pasalnya untuk berangkat ke Provinsi Banten pada 21 Agustus 2016 lalu, Tim Tobo Kito harus mencari utangan kepada pihak travel.

Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA berjanji akan mencoba memberikan bantuan untuk kesuksesan PS Bengkulu dalam mengangkat nama Bengkulu dikacah persepakbolaan tersebut.

\"Nanti kita akan coba bantu. Ini sebenarnya sangat miris sekali bisa sebegitu usahanya. Karena saya memang mengikuti betul perkembangan Tim Tobo Kito ini,\" terang Rohidin kepada BE, kemarin.

Seperti diketahui, PS Bengkulu saat ini hanya memiliki anggaran sekitar Rp 8 juta selama pertandingan berlaga. Anggaran tersebut nantinya digunakan untuk sewa tempat tidur dan makan para pemain Tim Tobo Kito ini.

Wagub menambahkan, usaha ini tidak hanya pemprov saja untuk memberikan dukungan, namun semua pihak juga harus memberikan dukungan dan perhatian untuk keberlangsungan PS Bengkulu dalam berlaga.

\"PS Bengkulu itu kebanggaan kita bersama. Jadi, memang perlu mendapatkan support, tidak hanya dari pemprov, tapi dari kabupaten/kota, dan pelaku-pelaku usaha,\" ujarnya.

Menurutnya, anggaran untuk keberlangsungan olahraga maupun kegiatan lainnya menjadi hal yang mendasar. Tanpa ada dukungan anggaran yang jelas, maka semua kegiatan akan sulit telaksana, terlebih dalam usahan peningkatan prestasi. Jika tidak didukung, maka harapan dan impian tersebut sulit untuk tercapai.

\"Kalau tidak ada dukungan dari pemerintah, baik pemprov, pemda kabupaten/kota mapun palaku usaha lainnya, maka akan sulit untuk berkembang,\" tukas Rohidin. (151/cw2)

Tags :
Kategori :

Terkait