CURUP, BE- Untuk memutus mata rantai penularan rabies di Kabupaten Rejang Lebong, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejang Lebong melalui pusat kesehatan hewan (Puskeswan) terus melakukan kegiatan vaksinasi kepada hewan penular rabies (HPR).
Selain dengan melakukan kegiatan vaksinasi sendiri. Puskeswan yang ada di Kabupaten Rejang Lebong juga kerap melibatkan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang tengah melaksanakan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Rejang Lebong.
\"Dalam setiap kegiatan vaksinasi, kita memang kerap melibatkan mahasiswa yang tengah melakukan KKN di Kabupaten Rejang Lebong ini,\" aku Kepala Puskeswan Curup, drh Firi Asdianto.
Diakui Firi, adanya kerja sama dengan mahasiswa yang tengah KKN tersebut dinilainya sangat membantu pihak Puskeswan dalam melakukan kegiatan vaksinasi. Karena menurutnya, para mahasiswa ini yang bisa menghimpun masyarakat, sehingga petugas tinggal datang saja ke lokasi yang sudah ditentukan.
Dipaparkan Firi, beberapa hari lalu sejumlah mahasiswa dari Universitas Bengkulu (UNIB) yang kebetulan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Rejang Lebong meminta bantuan dan kerjasama dengan Puskeswan Curup untuk melakukan vaksinasi di desa tempatnya mengabdi.
\"Sebelum melakukan vaksinasi, biasanya kita diminta untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat tentang bahayanya virus rabies, dengan harapan masyarakat bisa tergugah agar rajin melakukan vaksinasi,\" papar Firi.
Tak hanya Mahasiswa UNIB, namun sejumlah perguruan tinggi lainya kerap melakukan hal serupa. Seperti Akademi Komunitas Rejang Lebong, Akper Curup, STIPER Curup dan STAIN Curup.
Sementara itu, terkait dengan jumlah HPR di Kabupaten Rejang Lebong yang terdiri atas anjing, kucing dan kera. Menurut Firi berdasarkan pendataan yang mereka lakukan, saat ini jumlah HPR di Kabupaten Rejang Lebong sudah mencapai 40 ribu ekor. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah setiap tahunnya.
\"Setiap tahunnya kita prediksi akan terus bertambah, karena siklus refroduksi HPR terutama najing sangat cepat, selain itu setiap beranak jumlahnya bisa lebih dari empat ekor,\" Jelas Firi.
Diungkapkan Firi, meskipun jumlah HPR di Rejang Lebong terbilang tinggi, namun sejak awal tahun 2015 lalu, Puskeswan Curup belum mendapat laporan adanya warga Rejang Lebong yang digigit HPR terutama yang terkena rabies. Karena menurut Firi tidak semua gigitan baik anjing, kucing maupun kera adalah rabies. \"Kalau kasus gigitanya ada, tapi kalau yang positif rabies tidak ada,\" akhir Firi.(251)