CURUP, BE - Harga komoditas kopi di Kabupaten Rejang Lebong selama dua minggu terakhir mengalami penurunan dibandingkan dengan harga sebelumnya. Dimana saat ini harga satu kilo biji kopi kering sebesar Rp 17 ribu, padahal sebelumnya pernah menyentuh angka Rp 21 ribu.
\"saat ini harga biji kopi kering terendah hanya dihargai Rp 17 ribu per kilonya,\" aku Andi (37) warga Air Meles Bawah yang berkebun kopi di kawasan Kecamatan Sindang Datarang.
Menurut Andi penurunan harga kopi ini sendiri terjadi dari sebelum lebaran lalu. Penurunan tersebut dikarenakan banyak tengkulak yang belum mau mengambil biji kopi kering milik petani karena masih dalam suasana lebaran.
\"Mungkin para pengepul takut rusak bila terlalu lama disimpan karena saat ini tengah lebaran, sehingga aktifitas pengiriman keluar daerah belum bisa dilakukan,\" terangnya.
Berbeda disampaikan Ani (25) warga yang sama. Informasi yang Ia peroleh, penurunan harga kopi tersebut disebabkan karena kualitas kopi yang dinilai kurang bagus lantaran dinilai merupakan kopi sisa panen agung atau puncak panen kopi terjadi sebelum puasa kemarin.
\"harga ini rendah, karena kualitas kopi yang dihasilkan petani juga menurun,\" jelas Ani.
Karena menurut Ani, saat ini banyak petani yang asal-asalan dalam memanen kopi, dimana banyak petani yang memanen buah kopi yang belum layak panen. Sehingga kualitas biji kopi yang dihasilkan menjadi jelek seperti menjadi hitam. Belum lagi proses penjemurannya yang tidak maksimal sehingga kadar air kopi masih tinggi.
\"Kalau untuk kualitas bagus, saat ini harga kopi masih dihargai dengan harga Rp 18 ribu hingga Rp 19 ribu,\" jelas Ani.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Bengkulu Ekspress, saat ini memang tengah berlangsung musim panen kopi di Kabupaten Rejang Lebong. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya warga yang menjemur kopi baik yang ada di halaman rumahnya maupun di pingir jalan.(251)