BENGKULU, BE - Hari ini, 1 Juli, Polisi Republik Indonesia (Polri) genap berusia 70 tahun (1946-2016). Kapolda Bengkulu Brigjend Pol Drs M Ghufron MM MSi mengatakan, momen ini bisa dijadikan untuk melakukan evaluasi jajaran Polda Bengkulu. \"Kita mengevaluasi apa saja yang sudah dilaksanakan, dan tahun depan apa yang kita lakukan,\" ujarnya.
Ia mengaku, keamanan dan ketertiban di Bengkulu ini sangat dinamis. Sehingga Polri harus mampu mengelola dan memelihara situasi yang ada. Jika situasi di suatu kawasan sudah aman dan tertib berarti kewajiban polisi untuk memelihara. \"Jika suatu kawasan belum dinyatakan aman dan tertib, kita harus membuatnya aman dan tertib, dan bila sudah menjadi aman dan tertib kita tinggal memeliharanya,\" jelasnya.
Ghufron mengatakan, ada daerah-daerah yang tadinya menjadi simbol dan ditandai oleh masyarakat merupakan daerah yang tidak aman, seperti jalur Curup-Lubuklinggau atau kawasan Lembak, sekarang sudah berangsur membaik. Selama ini, daerah ini dimanfaatkan oleh penjahat-penjahat kambuhan, sebagai tempat mereka beroperasi. Seperti pelaku curanmor, perampokan, curnak, dan lainnya.
Namun, karena masyarakat setempat juga merasa tidak nyaman dengan kondisi mereka, mereka juga bertekad mengembalikan nama baik kawasan tersebut. \"Bahkan masyarakat setempat tidak merasa nyaman jika daerahnya dinyatakan daerah tidak aman, sehingga mereka bertekad untuk megembalikan cap daerah yang rawan menjadi daerah yang aman dan kondusif,\" jelasnya.
Selain keamanan di suatu daerah, Kapolda mengatakan, keamanan pemilihan kepala daerah yang pertama kalinya di selenggarakan di Indonesia, Provinsi Bengkulu yang melaksanakan Pemilihan umum (pemilu) kepala daerah tingkat satu (Gubernur) dan tingkat II (8 Pilbup), bisa berjalan dengan aman dan tidak adanya gangguan yang cukup membahayakan keamanan daerah Bengkulu. Dimulai dari tahapan awalnya hingga pelantikan yang terakhir pelantikan Bupati Kaur.
\"Tentunya ada masalah-masalah dalam peroses tahapan pemilihan, namun masalah tersebut bisa di selesaikan dengan baik,\" ujarnya.
Ia mengatakan, tahun lalu 2015 dan tahun 2016 memang ada kejadian yang menonjol, apakah itu bencana alam atau kriminalitas serta kejadaian yang lain. Ada bencana yang cukup besar seperti tanah longsor di Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih Kabupaten Bengkulu Utara yang memakan korban 18 orang, ada juga longsor di daerah Lebong yang jebolnya danau yang juga memakan korban jiwa serta bencana yang lain yang dapat diselesaikan dengan baik.
Selain itu ada kasus pembakaran Rutan Malabero Bengkulu yang cukup menonjol yang mana Rutan dibakar olah para narapidana yang ada di dalamnya karena akibat dari penangkapan oleh BNNP dan Polda terhadap salah seorang yang masih menjalankan peredaran narkoba di dalam Lapas, ada juga kasus pembakaran Polsek Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong yang sudah bisa ditangani dan sudah menjalani sidang peradilan.
Terakhir ada kasus yang cukup besar yaitu pembunuhan terhadap almarhumah Yuyun, namun kejadian tersebut bisa ditangani dengan baik, dalam waktu singkat pelaku bisa ditangkap dan peradilan bisa menyidangkan para pelaku walaupu masih ada tersangka khususnya yang dewasa yang belum disidangkan dan mudah-mudahan setelah lebaran sudah bisa disidangkan. \"Masih ada satu DPO dan mudah-mudahan bisa kita tangkap dan dia bisa sadar untuk menyerahkan diri sehingga kasus ini bisa kita tangani secara tuntas,\" ujarnya.
Sementara untuk pelayanan terhadap masyarakat, Kapolda mengatakan pelayanan untuk masyarakat sendiri adalah pelayanan yang bersifat statis yang mana masyarakat banyak datang ke kantor polisi, apakah untuk mengurus surat-surat kendaraan seperti SIM, saat ini sudah relatif bagus sekali. Sebab saat ini sudah ada pelayanan SIM yang online, dan Samsat sudah bisa terpadu dengan Pemda dan Jasa Raharja yang standar pelayanannya sudah bagus.\" Pelayanan-pelayanan di Polsek tentunya akan kita tingkatkan baik dari kualitas penerimaan maupun fasilitas yang ada di kantor POlsek,\" jelasnya.(614)