BENGKULU, BE - Tindak pidana penipuan modus meminta sesuatu yang mengatasnamakan pejabat Polda Bengkulu, kembali terjadi. Kali ini pelaku mengatasnamakan dirinya Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno SSos MH, yang menelepon dan SMS beberapa pejabat Provinsi Bengkulu.
Mendapatkan laporan ini, Kabid Humas Polda Bengkulu AKBP Sudarno SSos MH, langsung mengklarifikasi atas laporan tersebut. Dirinya mengatakan bahwa hal itu adalah sebuah modus pelaku untuk melakukan penipuan dan dirinya tidak pernah menghubungi atau mengirimkan SMS kepada para pejabat Bengkulu yang meminta sesuatu kepada mereka.
\"Memang benar ada yang mengatasnamakan saya untuk meminta sesuatu kepada pejabat, namun mengenai hal tersebut itu tidaklah benar,\" jelas Sudarno, kemarin (26/5).
Dalam pencatutan nama yang dilakukan pelaku, mereka tidak ada meminta barang atau sejumlah uang untuk memuluskan sebuah perkara yang sedang ditangani pihak kepolisian Polda Bengkulu, namun pelaku hanya mengatasnamakan dirinya untuk meminta sesuatu.
\"Bila ada seperti itu, silakan konfirmasi langsung dengan pejabat yang bersangkutan, supaya tidak menjadi korban penipuan,\" ujarnya.
Dengan adanya pencatutan nama yang mengatasnamakan pejabat Polda Bengkulu, Sudarno berharap kepada para kepala dinas, masyarakat atau siapapun dia untuk tidak menanggapi jika ada yang menelepon ataupun SMS yang mengatasnamakan dirinya atau pejabat Polda lainnya untuk meminta uang atau barang. Karena hal tersebut adalah salah satu perbuatan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Sehingga dengan kejadian ini, pihak kepolisian Polda Bengkulu akan mencoba mengecek dan menelusuri keberadaan para pelaku dan bila nantinya para pelaku berdomisili di Provinsi Bengkulu, maka akan segera dilakukan penindakan, agar tidak ada korban.
\"Itu adalah upaya orang untuk melakukan penipuan,\" ujarnya.
Dalam laporan yang dilaporkan oleh para pejabat tersebut, pelaku meminta uang atau barang kepada para pejabat Bengkulu, murni hanya meminta dan tidak ada sangkutan mengenai adanya masalah yang sedang ditangani oleh pihak Polda Bengkulu. (614)