5-10 Persen Penduduk Terganggu Pendengaran

Senin 16-05-2016,09:10 WIB
Reporter : redaksi
Editor : redaksi

BENGKULU, BE - Wakil Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengatakan penduduk mengalami gangguan pendengaran atau tuli harus mendapatkan perhatian khusus. Karena pendengaran sangat vital bagi setiap manusia.

\"Kesempatan, peluang dan peran seseorang akan hilang jika tuli. Keseimbangan juga teganggu, maka dari itu perhatian untuk penyakit ini harus lebih diperhatikan. Sudah saatnya kita beri perhatian terhadap penyakit gangguan pendengaran dan ketulian,\" ujar Rohidin, saat pelatinkan Pengurus Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komda PGPKT) Provinsi Bengkulu, Sabtu (14/5).

Rohidin menjelaskan, bahwa ukuran kecerdasan seseorang salah satunya dari kemampuan mendengarnya. Orang yang tuli akan terhambat untuk menjadi pintar, karena dengan mendengar orang bisa merekam atau menyimpan ilmu yang disampaikan oleh guru atau orang lain. \"Pemahaman informasi yang mini menjadi dampak terjadinya penyakit tuli ini,\" katanya.

Sementara itu, pengurus Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komda PGPKT) Provinsi Bengkulu telah dilantik oleh Wakil Gubernur Dr H Rohidin Mersyah MMA, sabtu (14/5). Organisasi ini pertama terbentuk di Provinsi Bengkulu, nantinya akan betugas untuk melakukan pendeteksian dini terhadap penyakit gangguan pendengaran dan ketulian di Provinsi Bengkulu.

\"Kita optimis untuk menurunkan angka penyakit gangguan pendengaran dan ketulian di Provinsi Bengkulu. Daerah-daerah tertinggal di Indonesia saja sudah melakukannya, kita Bengkulu tidak ingin tertinggal,\" kata Ketua PGPKT Provinsi Bengkulu, Dr Afif Rahman Sp THT-KL MKes, Sabtu (15/5).

Dr Afifah Rahmawan mengatakan, di Provinsi Bengkulu sekitar 5-10% yang mengalami gangguan pendengaran dan ketulian. Walaupun jumlah penderitanya sedikit ini sangat mengganggu, karena untuk produktivitas kerja aka terganggu. \"Gangguan pada telinga merupakan keadaan yang tidak nyata atau nampak, namun bisa dirasakan. Penyakit ini dapat mengganggu kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Provinsi Bengkulu,\" ujarnya.

Ada 5 kondisi penyakit gangguan pendengaran dan ketulian, yaitu congek, kotoran telinga, ketulian akibat bising, tuli karena lanjut usia dan bayi yang baru lahir. Penyakit inilah yang akan ditangani nantinya oleh PGPKT yang telah dilantik. \"Kita sebagai mitra pemerintah akan membantu untuk mengatasi penyakit gangguan pendengaran dan ketulian di Provinsi Bengkulu,\" tuturnya.

Langkah-langkah PGPKT untuk menurunkan angka penyakit pendengaran ini terdapat beberapa cara. Pertama mereka akan mendeteksi dini penyakit pendengaran ini terhadap bayi yang baru lahir. \"Kita bantu dengan alat bantu dengar untuk menolong bayi yang baru lahir, sehingga dalam hidupnya nanti bisa mandiri,\" lengkapnya.

Para anggota PGPKT juga akan melakukan kampanye penyuluhan untuk pencegahan, promosi dan prevensi akan kita lakukan. Pengurus Komda PGPKT Provinsi Bengkulu mayoritas bekerja sebagai dokter, khususnya dokter spesialis THT yang ada di Bengkulu. \"Wagub serta Gubernur Bengkulu, Dr H Ridwan Mukti MH menjadi pembina utama Komda PGPKT Provinsi Bengkulu,\" ungkapnya.(722)

Tags :
Kategori :

Terkait