Jambret dan Penadah Dibekuk

Kamis 12-05-2016,09:10 WIB

KOTA MANNA, BE - Kinerja jajaran Polres Bengkulu Selatan (BS) dibawah komando Kapolres BS, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf SH SIK dalam membasmi pelaku jambret dalam wilayah BS patut diacungi jempol. Pasalnya dalam tempo 12 jam mampu berhasil membekuk 3 pelaku jambret dan tiga penadahnya. Saat ini ke-6 pria yang terlibat jambret sudah mendekam dalam sel Mapolres BS.

\"Alhamdulillah berkat kerja keras semua anggota, kami berhasil menciduk 3 pelaku jambret dan tiga penadahnya,\" kata Kapolres BS, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf SH SIK dalam jumpa pers, Senin (11/5) di Mapolres BS. Menurut Kapolres pelaku pertama yang berhasil dibekuk yakni Ra (30) pemuda asal Cirebon yang tinggal di Kelurahan Kayu Kunyit Manna. Dirinya dibekuk bersama warga di jalan Padang Panjang depan sirkuit setelah berhasil menjambret tas berisi uang Rp 4,4 juta milik Delpa (35) seorang guru pendidikan anak usia dini (Paud) di Bengkulu Selatan (BS).

Ra dibekuk Selasa (10/5) pukul 12.15 WIB setelah membawa kabur tas warga Desa Padang Lebar, Pino ini. Setelah itu Sa (22) warga asal Palembang yang tinggal di Desa Tanjung Alam, Kedurang. Dirinya dibekuk pukul 21.35 WIB di jalan A Yani, depan lapangan Rajawali, kelurahan Tanjung Mulia, Pasar Manna.

Dia dibekuk setelah menjambret tas Eti (35) seorang ibu rumah tangga warga Gang Rambutan, Kelurahan Padang Kapuk, Kota Manna. Aksi pelaku di jalan Kolonel Berlian saat korban hendak pulang ke rumahnya dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X 125 sambil membonceng anaknya. Saat itu tas korban yang disandang di pundak sebelah kiri ditarik paksa pelaku yang mengendarai sepeda motor Yamaha Mio. Akibatnya korban terjatuh. lalu korban berteriak dan warga pun ramai mengejar pelaku. Secara kebetulan saa itu

Kapolres BS, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf SH SIK sedang menggelar patroli keliling, Pelaku yang berprofesi sebagai sales colombos ini pun kebetulan melintas didepannya sehingga berhasil dibekuk Kapolres langsung.

Dari keterangan Sa, pelaku jambret lainnya, Ca (18) yang tak lain adik kandungnya sendiri yang bekerja sebagai sales salah satu leasing kendaraan sepeda motor di BS. Tidak berselang lama. Ca pun berhasil dibekuk di rumahnya. Keduanya akhirnya bernyanyi, hasil jambretnya dijual pada penadah Rh (25) warga Desa Keban Agung Dua Kedurang, Ba (40) warga kelurahan Gunung Mesir, Pasar Manna yang bekerja sebagai honorer di Seluma dan Jo (26) warga Desa Lubuk Sirih Manna. Tidak lama ke-3 penadah ini berhasil dibekuk.

Terlibat 12 TKP

Setelah menjalani pemeriksaan, k-3 pelaku jambret ini ternyata terlibat dalam beberapa Tempat kejadian perkara (TKP) di BS. Ra sendiri terlibat dalam aksi 5 TKP yakni di jalan Dua Jalur Gunung Ayu berhasil menjambret tas berisi uang Rp 800 ribu. Di depan Lapangan Raja Wali berhasil menjambret tas berisi uang Rp 1,3 juta. Di depan Puskesmas M Taha berhasil menjambret tas, depan BRI dan depan SMPN 1 BS jalan Sudirman. Kemudian Sa dan Ca terlibat dalam aksi jambret 7 TKP. Namun hingga saat ini baru 4 korban yang melapor yakni Atrin (68) warga Desa Gelumbang yang kalung emas 9 gram di jambret pelaku pada 12 April 2016, Trismawati (56) warga kelurahan Pasar Baru, Kota Manna yang dijambret keduanya di jalan Kartini, kelurahan Kampung Baru, Kota Manna, kemudian TKP jalan Kolonel Berlian dengan korban Susanti (35) warga kelurahan Padang Kapuk serta Eti (35) seorang ibu rumah tangga warga Gang Rambutan, Kelurahan Padang Kapuk, Kota Manna.

\"Untuk pelaku Sa dan Ca masih ada 3 korban lagi yang belum melapor yakni di Seginim, Jalan SMKN 1 dan kelurahan Ibul, Kota Manna,\" ujar Kapolres. Dengan telah berhasilnya, ke-3 pelaku dan 3 penadah, diharapkan ke depan aksi jambret di BS berhasil ditekan. Kepada warga dirinya menghimbau agar waspada dalam membawa barang berharga agar terhindar dari pelaku jambret.

\"Khusus ibu-ibu agar lebih waspada agar ke depan tidak ada lagi yang menjadi korban jambret,\" harap kapolres.

Butuh Uang

Ra, Sa dan Ca saat dimintai keterangan, mengaku aksi jambret tersebut dilakukan karena butuh uang untuk membiayai kebutuhannya. Ra sendiri yang bekerja sebagai sales ambal dan service jok mengaku penghasilannya tidak cukup, padahal dirinya hidup kos. Sehingga nekat jambret. Begitu juga Sa dan Ca meskipun keduanya tidak pengangguran lagi, keduanya mengaku penghasilan kurang dan butuh uang tambahan.

\"Penghasilan kami tidak cukup padahal kami butuh uang,\" ujar ketiganya yang mengaku masih bujangan ini.

Sementara itu, Jo, Rh dan Ba mengaku tidak mengetahui barang yang diterima dari para pelaku hasil jambret,sebab saat mau menjualkan barang tersebut, pelaku mengaku barang itu miliknya dan terdesak untuk bayar hutang dan bayar kredit motor.

\"Kalau tahu hasil jambret tidak mau kami membelinya,\" ujar Ba diamini Rh dan Jo.(369)

Tags :
Kategori :

Terkait