KONDISI Benteng Anna (Fort Anne), yang berlokasi di Kelurahan Koto Jaya, Kota Mukomuko, Provinsi Bengkulu, makin memprihatinkan. Cagar budaya peninggalan kolonial Inggris tersebut, seakan terlupakan karena tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. BUDI HARTONO, Mukomuko Selain sudah mulai tinggal puing-puing, bangunan yang tersisa tinggal menunggu waktu tengelam akibat abrasi Sungai Selagan yang berada di sisi benteng yang didirikan sekitar tahun 1798 silam itu.
“Beberapa meter lagi puing–puing bangunan Benteng Anna akan tengelam di Sungai Selagan, karena abrasi Sungai Selagan secara perlahan menarik tanah yang berdiri di atas bangunan itu,\" ujar Kepala Bidang Budaya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Mukomuko, Yulia Reni melalui staf Kasi Sejarah Budaya, Eri Yanto kepada Bengkulu Ekspress, Jumat (22/4).
Seharusnya bangunan bersejarah yang berjarak sekira 276 km dari Kota Bengkulu atau bisa ditempuh sekitar 6 jam dengan kendaraan darat itu, mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan pihak–pihak terkait lainnya, karena bisa mengingatkan bangsa Indonesia kepada kehidupan di masa lampau. Diakuinya, upaya agar benteng tersebut tidak tenggelam akibat abrasi, telah diusulkan ke pemerintah agar segera dibangun pelapis tebing atau sejenisnya. Hanya saja hingga saat ini belum ada realisasi.
“Memang membutuhkan dana yang besar untuk mengamankan benteng tersebut dari abrasi sungai. Namun sepertinya sampai saat ini belum ada respon dari pemerintah untuk menganggarkannya,\" ujar Eri.
Benteng Anna atau Fort Anne merupakan benteng peninggalan kolonial Inggris. Konon, benteng tersebut diberi nama Fort Anne, diambil dari nama dari Keningin Anna Van England.
Saat itu bangunan dijadikan sebagai benteng pertahanan dan kegiatan perdagangan. Kini bangunan itu tidak lagi berbentuk benteng, hanya meninggalkan sejumlah meriam, pilar, dan reruntuhan lorong benteng. Akibatnya, belum ada yang mengetahui pasti bentuk asli dari Benteng tersebut. Ada yang mengatakan bentuknya hampir sama dengan Benteng Marlborough di Kota Bengkulu dan ada pula yang mengatakan bentuknya sepertilimas dan dengan ketinggian belasan meter.
Hanya ada lukisan tentara Inggris berdiri dengan background Benteng Anne di buku Allan Harfield, \"Bencoolen, A History of the Honourable East India Company\'s Garrison on the West Coast of Sumatra 1685-1825.\" Dalam buku itu dijelaskan, perusahaan yang mendirikan Benteng Anna sama dengan pendiri Benteng Marlborough (Fort Marlborough) di Kota Bengkulu.
Di lokasi Benteng itu, juga diketahui ada terowongan bawah tanah. Terowongan itu digunakan para kolonial Inggris sebagai tempat persembunyian dan untuk melarikan diri jikalau sudah terdesak diserang musuh. Tetapi hingga kini, belum ada satu pun yang mengetahui posisi pasti terowongan tersebut.
Sebenarnya, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Provinsi Jambi, rutin melakukan aktivitas penelitian dan pengkajian situs benteng itu. Namun demikian, kondisi bangunan benteng tetap tidak terjaga dengan baik.(**)