BENGKULU, BE - Dicoretnya dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada usulan penerima program adiwiyata mandiri, yakni SMPN 1 dan SMPN 4 Kota Bengkulu. Tak membuat sekolah patah semangat. Justru sekolah akan mempersiapkan diri menjadi lebih baik dan bisa mendapatkan prestasi ditingkat nasional. Dengan memegang prinsip lebih baik belum maju daripa maju, tetapi tidak menang. Kepala SMPN 1 Idiarman kepada BE kemarin (16/3) menuturkan, belum mengetahui adanya pencoretan pengusulan adiwiyata mandiri itu oleh panitia. Pasalnya hingga kemarin, belum ada surat pemberitahuan dari pihak manapun.
Dibeberkan Idiarman, faktor yang menjadi kendala untuk melangkah adiwiyata mandiri, syaratnya pemenang adiwiyata harus membina minimal 10 sekolah dan sekolah binaan itu harus berhasil memperoleh predikat adiwiyata tingkat kota. Karena sekolah binaan itu ditentukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan semua sekolah binaan belum ada yang peraih Adiwiayata, maka dirasakan sangat sulit.
\"Kita membina 13 sekolah, dan yang baru berhasil meraih Adiwiayata 5 sekolah. Inilah kesulitan kita selama ini, \" cetusnya.
Meskipun begitu, kata Idiarman, sekolahnya tak patah semangat. SMPN 1 Kota Bengkulu akan terus melakukan pembinaan ke 14 sekolah yang diputuskan untuk dibina. \"Tidak bisa tahun ini, mungkin bisa mewakili adiwiyata mandiri tahun depan. Karena kalau sudah maju ya mau dapat peringkat,\" tandasnya.
Masih dikatakan Idiarman, tim penilai Adiwiyata Mandiri tingkat pusat turun ke Bengkulu pada akhir bulan ini. Dengan dicoretnya sekolahnya secara otomatis SMPN 1 tidak menjadi sasaran penilaian tim. (247)