MUARA BANGKAHULU, BE – Tengah malam kemarin sekitar pukul 00.00 WIB, warga RT 3 Kelurahan Kandang Limun mendadak heboh. Pasalnya warga mendapati ada penghuni kamar kos di salah satu pondokan mahasiswa membawa pasangan yang bukan muhrim.
Kedua pelaku itu merupakan warga Mokomuko berinisial Ri (25) dan Su (20). Su baru menghuni pondokan tersebut sekitar 2 minggu, namun sudah sering membawa laki-laki. Hingga akhirnya pada malam naas tersebut, sekitar pukul 21.00, berawal dari Su yang diantar oleh Ri pada malam hari.
Namun setelah Su masuk ke dalam pondokan, untuk mengelabui warga Ri berpura-pura pergi. Setelah warga lengah, ternyata Ri kembali menghampiri Su dan perlahan-lahan langsung menuju kamar. Untung saat itu ada beberapa warga yang mengamati gerak-gerik Ri yang mencurigakan.
Setelah memastikan bahwa keduanya bukan pasangan suami istri, warga terus melakukan pengintaian, hingga akhirnya lampu kamar Su mati. Baru sekitar pukul 00.00 WIB penggerebekan dilakukan di pondokan RT 3 No 39 tersebut. Warga berulang kali mengetuk pintu kamar, namun pelaku tidak juga membuka dan baru dibuka sekitar 15 menit kemudian. Saat itu diketahui Su hanya menutupi sebagian tubuhnya dengan kain dan handuk, sedangkan Ri sudah menggunakan celana.
Pelaku mesum ini kemudian langsung digelandang ke rumah Ketua RT 3 Kandang Limun. Tidak hanya warga namun beberapa intel dari Polsek Muara Bangkahulu juga berada di tempat. Saat dinterogasi keduanya terus berbeli-belit dan tidak begitu nampak sedikitpun rasa malu ataupun penyesalan dalam diri mereka.
Uniknya, Su yang selama ini mengaku seorang mahasiswi ini ternyata telah berkeluarga dan memiliki 2 anak dengan dibuktikan KK (kartu keluarga) dengan status kartu keluarga di kamar kosnya.
Ketua RT 3 Kelurahan Kandang Limun, Syafril, menegaskan bahwa bahwa awalnya kedua pelaku ini harus menjalani cuci kampung, namun mereka mengaku tidak memiliki uang. Hanya Rp 300 ribu uang yang digeledah oleh warga yang ditemukan dalam tas pelaku. \"Untuk membersikan kampung kita ini maka keduanya harus diusir dan tidak berada di lokasi ini lagi,” ungkap Ketua RT yang berprofesi sebagai guru ini. (160)