Akhir Perjalanan Junaidi Hamsyah Memimpin Bengkulu

Sabtu 28-11-2015,10:27 WIB

Mantan Sales Buku Torehkan Banyak Prestasi

Besok, 29 November 2015 merupakan hari terakhir bagi H. Junaidi Hamsyah SAg MPd bersama Sultan Bahtiar Najamudin menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu. Setelah tidak lagi menjabat, Junaidi memilih mengabdikan dirinya sebagai dosen di IAIN Bengkulu, sedangkan Sultan terus berjuang untuk memenangkan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Bengkulu yang akan digelar 9 Desember mendatang.

DENDI SUPRIADI, BENGKULU

Jika ditarik jauh ke belakang, perjalanan H. Junaidi Hamsyah memimpin Bengkulu tidak semulus yang dibayangkan banyak kalangan. Junaidi bisa dikatakan satu-satunya Gubernur Bengkulu yang dilantik 3 kali dalam waktu yang hampir berdekatan. Awalnya ia dilantik sebagai Wakil Gubernur mendampingi Agusrin M Najamudin pada 29 November 2010 untuk periode 2010-2015. Takdir berkata lain, pada Mei 2011 Junaidi kembali dilantik oleh Mendagri sebagai Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, karena Agusrin tersandung kasus. Selanjutnya, 17 Desember 2012 Junaidi dilantik sebagai Gubernur Bengkulu definitif. Junaidi sendiri bukan orang politik dan bukan pula berasal dari keluarga atau keturunan pejabat. Pria yang lahir Tebat Pacur, Bengkulu Utara, 04 Februari 1970 itu merupakan anak seorang petani karet yang hidup pas-pasan. Singkat cerita, selepas SMA ia pun mengadu nasib di Kota Bengkulu, tekadnya adalah menyelesaikan kuliah di STAIN Bengkulu (saat ini IAIN) dan masuk fakultas Tarbiyah, ia pun mulai menjalani hari-hari sebagai mahasiswa. Ia pun pernah mengalami masa-masa sulit tinggal di kosan, tidak adanya kiriman dari orang tua, uang tak ada. Menjadikannya berpikir keras untuk menyelesaikan kuliahnya. Setelah ia menyelesaikan kuliahnya ternyata Allah mempertemukan dengan jodohnya. Ia pun nekat menikahi seorang adik tingkat di almamater yang menjadi pujaan hatinya. Setelah itu, mulai melamar pekerjaan kesana kemari menggunakan ijazah Sarjananya. Namun nasib tak selamanya berjalan lurus. Lamarannya ditolak oleh beberapa instansi. Berkali-kali tes PNS, tak juga memuluskan jalannya, 10 kali tes maka sepuluh kali pula ia gagal. Namun Junaidi tidak patah semangat, setelah sekian lama menanti akhirnya sebuah perusahaan penerbitan buku menerima Junaidi bekerja. Dan ia pun bekerja sales buku-buku pelajaran dengan mendatangi sekolah-sekolah untuk menawarkan buku-bukunya. Sebelumnya ia juga sempat menjadi tukang tagih kredit televisi. Di tahun 1997, ia kembali mengadu nasib dengan mengikuti tes masuk Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, ternyata ia berhasil lulus. Ia ditempatkan di Desa Kertapati Kabupaten Bengkulu Tengah. Disanalah ia memulai mengajar MIN. Namun ia tak membawa serta anak istrinya, akibatnya ia pun harus rela pulang pergi ke sekolah tempatnya bertugas menempuh hutan dan pedesaan yang jalannya berlobang dan penuh lumpur. Setiap minggu dan hari libur ia pulang ke rumahnya di Bumi Ayu. Mengajar di pedalaman jauh dari keramaian kota, tentu punya tantangan tersendiri. Berbagai fasilitas yang serba terbatas serta latar belakang siswa-siswinya yang jauh dari kesan berada membuatnya tak berputus asa menghadapi kenyataan tersebut. Ia pun mengalami masa-masa sulit itu dengan lapang dada. Baginya sudah menjadi pegawai negeri saja sudah cukup membahagiakan orang-orang terdekatnya. Pada tahun 2003, ia mengajukan diri untuk pindah ke MAN 2 Kota Bengkulu dan usulannya pun diterima. Bersamaan dengan kiprahnya di dunia pendidikan dan sebagai seorang ustadz, ia pun semakin dikenal masyarakat lewat kepiawaiannya berceramah. Mulai dari undangan mengisi ceramah di resepsi pernikahan, tabligh musibah, siraman rohani di instansi-instansi, majelis taklim hingga perusahaan-perusahaan. Undangan mengisi ceramahpun membanjiri agendanya. Ini pula yang membuatnya dilamar oleh Agusrin M Najamudin untuk mendampinginya pada Pilgub 2010. Selanjutnya menjadi Plt Gubernur dan menjadi Gubernur Bengkulu. \"Itu perjalanan yang cukup panjang, bermimpi saja untuk menjadi gubernur saya tidak berani, apalagi bercita-cita. Namun takdir Allah berkata lain, maka selama menjadi wakil gubernur, plt gubernur dan menjadi gubernur saya jalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,\" ungkap Junaidi kepada BE. Setelah menjadi gubernur, posisi wakil gubernur pun kosong. Setelah melalui pemilihan oleh anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Sultan B Najamudin yang tak lain adik kandung mantan Gubernur Agusrin M Najamudin keluar sebagai pemenangnya dan dilantik pada tanggal 4 Juli 2013. Sultan yang kala itu masih menjabat sebagai Anggota DPD RI Dapil Bengkulu meninggalkan jabatannya untuk mengabdikan diri sebagai Wakil Gubernur Bengkulu. Selama menjalankan tugasnya, duet \'maut\' antara Junaidi dengan Sultan ini tak terlepas dari pasang surut. Misalnya Sultan sempat berang karena tidak dilibatkan dalam mutasi, dan tidak dilibatkan dalam pengambil keputusan strategis lainnya. Namun begitu, dimasa kepemimpinannya, keduanya mampu menoreh sejarah di Provinsi Bengkulu dengan berbagai torehan prestasi. Setidaknya ada 9 item capaian Pemerintah Provinsi Bengkulu dibawah kepemimpinan Junaidi-Junaidi tersebut, pertama dibidang Reformasi Birokrasi. Di bidang ini, Junaidi-Sultan berhasil menciptakan birokrasi yang bersih tanpa jual-beli jabatan. Demikian juga dengan penerimaan CPNS, mereka komitmen menggunakan sistem Computer Asissted Test (CAT) untuk menutup peluang sogok-menyogok yang diterapkan sejak penerimaan CPNS 2013 \"Selama kepemimpinan saya, salah satu keberhasilan adalah mempertahankan opini WTP selama 4 kali atau 4 tahun berturut-turut,\" kata Junaidi. Kedua, bidang Perekonomian Rakyat dan Iklim Investasi. Pada bidang ini Junaidi mengatakan, bahwa perekonomian dalam kurun 4 tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang cukup pesat. Ketiga, keberhasilan di bidang Sumber Daya Manusia yang terdiri dari Pendidikan, Kesehatan, Pemuda dan Olahraga serta pemberdayaan perempuan dan Keluarga Berencana. Berbagai prestasi telah diraiah Provinsi Bengkulu pada bidang ini, seperti juara 3 nasional nilai UN tertinggi 2012, STAIN beralih status menjadi IAIN pada 2013, meningkatan status Akbid/Akpres Provinsi Bengkulu menjadi Poltekkes Pemda Provinsi Bengkulu yang merupakan satu-satunya poltekkes milik Pemda provinsi di Indonesia. Keempat, keberhasilan di bidang Kesejahteraan Rakyat dan penanggulangan kemiskinan. \"Dalam hal meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mengurangi angka kemiskinan juga sudah menunjukkan hasil yang gemilang. Pada Maret 2014 angka kemiskinan Provinsi Bengkulu sebanyak 17,48 persen dari total jumlah penduduk Bengkulu,\" paparnya. Kebehasilan pembangunan juga ditandai dengan menurunnya angka pengangguran di Provinsi Bengkulu dari sebelumnya sebesar 4,74 persen pada Agustus 2013 menjadi 3,47 persen pada Agustus 2014. Berkat prestasi dibidang penurunan angka kemiskinan dan pengangguran ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah diberikan penghargaan berupa Bidakarya di Bidang Produktivitas tenaga kerja dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI tahun 2012 dan peringkat pertama kelompok usaha bersama (Kube) berprestasi ditingkat nasional yang diwakili Kube Flamboyan Desa Sulau Kabupaten Bengkulu Selatan. Kelima, prestasi disektor revitalisasi pertanian, ketanahan pangan serta pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan yang berkelanjutan. Keenam, keberhasilan di bidang infrastruktur dasar berupa irigasi, perhubungan dan telekomunikasi dan serta energi. Ketujuh keberhasilannya bidang Sumber Daya Alam, Lingkungam Hidup dan Penanggulangan Bencana. Kedelapan, keberhasilan dibidang Pariwisata, Kebudayaan, Kreatifitas dan Inovasi Teknologi serta capai kesembilan, yakni dibidang Pemerintahan, Hukum dan Ketertiban. \"Saya berharap, siapapun gubernur yang terpilih nanti dapat mempertahankan prestasi tersebut, terutama WTP selama 4 tahun berturut-turut,\" harapnya. Selain itu, Junaidi juga meminta kepada gubernur baru untuk untuk melanjutkan pembangunan yang belum diselesainya, seperti pelurusan jalan Bengkulu-Lubuklinggau, pembangunan ringroad Cagar Budaya Dusun Besar, pembangunan rel kereta api Bengkulu-Muara Enim, pelebaran jalan Pagar Dewa-Pelabuhan Pulau Baai, perbaikan jalan lintas Sumatera, perpanjangan landasar Bandara Fatmawati Bengkulu, menjadikan Bengkulu sebagai embarkasi haji penuh, lelang Mess Pemda, dan sejumlah pembangunan lainnya. \"Cita-cita saya yang belum tercapai adalah menerapkan sistem data berbasis digital di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Misalnya untuk melihat kenaikan pangkat berkala, PNS tidak perlu lagi antri di BKD, melainkan tinggal klik saja namanya. Saya berharap cita-cita saya ini akan dipenuhi oleh gubernur yang baru nanti,\" ujarnya kembali berharap. Atas banyaknya pembangunan yang belum terselesaikan, Junaidi juga menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh masyarakat di Provinsi Bengkulu dan berterimakasih atas dukungan semua lapisan masyarakat dalam kepemimpinannya selama ini. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait