Cagub Saling Serang

Sabtu 21-11-2015,10:00 WIB

BENGKULU, BE - Debat publik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu yang berlangsung di Grage Horizon tadi malam berlangsung panas. Kedua pasangan calon saling menyerang dengan kalimat menukik tajam.

Cagub nomor urut 1, Ridwan Mukti menyebutkan bahwa hingga saat ini 670 dari 1.533 desa yang ada di Provinsi Bengkulu masih tertinggal. Solusinya, RM akan membenahi infrastrukturnya terlebih dahulu agar desa-desa yang tertinggal tersebut tidak lagi tertinggal. Selain itu, RM juga mengaku akan meningkatkan sumber daya manusia dengan menyiapkan sarana dan prasana yang memadai, termasuk jalan menuju ke setiap sekolah.

Mendengarkan hal tersebut, Cagub nomor urut 2 saat ditanyai moderator tentang solusinya untuk memajukan dunia pendidikan di Bengkulu 5 tahun kedepan, Sultan tidak langsung menjawabnya. Ia bahkan membeberkan bahwa berdasarkan data dari BPS, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Musirawas sejak dipimpin oleh Ridwan Mukti selama 10 dua periode belakangan ini jauh lebih rendah dibandingkan IPM Provinsi Bengkulu.

\"Kalau memang memiliki strategi untuk meningkatkan SDM, semestinya IPM Musirawas sudah jauh di atas Bengkulu. Namun kenyataannya masing diangka 69,57 sedangkan Bengkulu sendiri sudah diatas 74,41,\" ungkap Sultan.

Saat jeda, kondisi dekat semakin memanas. Bahkan salah seorang Tim Pemenangan Paslon nomor 1, Usin Abdisyah Putra memprotes ke KPU dan Moderator Titiek Kartika, karena mereka menilai pernyataan yang disampaikan Sultan adalah provokasi. Atas protes itu, Ketua KPU Provinsi Bengkulu, Irwan Saputra SAg MM pun menegur Sultan. Namun selesai jeda, Sultan kembali melontarkan protesnya karena ia menilai pernyataannya adalah data yang sebenarnya, bukan omong kosong.

\"Saya sudah 2 kali ditegur Ketua KPU. Mohon maaf ini, bahwa IPM Musirawas tertinggal harus saya sampaikan depan publik ini karena itu faktanya. Saya menyampaikan ini karena diawali pasangan nomor satu yang mengatakan Bengkulu tertinggal. Karena saya memiliki data tentang Musirawas, maka saya sampaikan juga,\" belanya.

Kemudian pada segmen keempat sesi saling bertanya, kondisi debat kembali tegang saat Sultan menyampaikan pertanyaan yang kembali menyinggung kegagalan RM saat memimpin Musirawas.

\"Sangat menggelitik bagi saya ketika pasangan nomor 1 selalu mengatakan Bengkulu tertinggal. Terus terang saya tersinggung, karena pernyataan itu seolah-seolah para gubernur dan bupati selama ini tidak bekerja,\" tegas Sultan dengan nada tinggi.

Jual beli serangan semakin menjadi pada segmen ke lima, kedua saling bertanya dan menanggapi.

Dalam kesempatan itu, Ridwan Mukti menyampaikan pertanyaan terkait dengan black campaign pada Pilgub ini. \"Bagaimaan pasangan nomor 2 memahami black campaign, apakah bagian dari politik yang baik atau itu bagian yang sah-sah saja dilakukan dalam politik praktis. Kalau paslonnya lebih dari 3, kami tidak langsung menuding, karena paslonnya hanya 2, jelas alamatnya siapa yang melakukan black campaign itu,\" tanya RM seolah-oleh menegaskan bahwa black campaign melalui media cetak beberapa waktu lalu dilakukan oleh pasangan Sultan-Mujiono.

\"Saya belajar politik dan memiliki pendidikan demokrasi. Kami jelas tidak setuju dengan black campaign, saya tidak pernah menggunakan cara tersebut. Namun saya pernah mendapati berita bahwa jalan rusak di Musirawas banyak yang rusak parah, rumah sakit hancur, tidak ada kantor bupatinya sampai sekarang. Awalnya saya tidak percaya, namun saya kirim beberapa sahabat saya ke sana dan saya lihat langsung secara diam-diam, memang terbukti semuanya,\" jawab Sultan.

Menanggapi hal itu, Ridwan Mukti menerangkan bahwa kenyataannya saat ia masuk ke Musirawas masih ada 119 desa yang tertinggal dan 2 kecamatan yang masyarakatnya belum pernah melihat mobil. Selain itu se Musirawas hanya ada 5 SMA. Setelah dirinya menjadi bupati, sudah ratusan sekolah yang dibangun bahkan sudah ada 2 perguruan tinggi.

\"Terkait dengan kantor bupati belum ada, saya memang tidak mau membangun ibukota terlebih dahulu, melainkan lebih membangun desa. Namun banyak kota pembangunan di ibu kota, sekarang bandaranya yang megah itu siapa yang membangunnya. Dulu APBD hanya Rp 300 miliar, setelah 6 tahun saja menjabat menjadi Rp 1,8 triliun,\" sanggahnya.

Namun sanggahan itu tidak membuat Sultan puas, ia kembali mengutarakan bahwa ia hanya ingin pengakuan jujur dari Ridwan Mukti bahwa 10 tahun menjadi bupati memang belum mampu mengeluarkan Musirawas dari ketertinggalan.

\"IPM Musirawas masih jauh di bawah kabupaten kami yang baru mekar, misalnya Bengkulu Tengah. Padahal IPM itu indikator untuk mengetahui kemajuan daerah karena didalamnya mencakup pendidikan, kesehatan, perekonomian dan semuanya,\" jawab Sultan lantang. Sultan juga mengaku terkejut mendengarkan bahwa APBD Musirawas mencapai Rp 1,8 triliun. Baginya angka tersebut sangat besar, namun hasil pembangunanya tidak terlihat.

\"Apalagi APBD-nya besar, saya heran kalau uang banyak tapi tidak membangun. Padahal uang kami sedikit, kalau kami punya uang lebih banyak, akan besar lagi lompatan besar yang kami lakukan. Bapak boleh sampaikan data tentang saya, kalau saya jadi gubernur nanti, akan selesai semuanya itu,\" sanggah Sultan kembali memanas.

Kondisi semakin memanas ketika Sultan mendapatkan giliran bertanya. Ia menanyakan mengenai aksi borong partai yang dilakukan RM sehingga sejumlah putra terbaik Bengkulu gagal mencalonkan diri karena tidak kebagian partai.

Namun pernyataan borong partai tersebut dibantah oleh RM dengan mengatakan bahwa partai yang mendukung berdasarkan pertimbangan matang, bukan karena materi. Justru tudingan memborong partai yang disampaikan Sultan, tandas RM adalah sebuah penistaan terhadap partai politik.

\"Misalnya Gerindra, Ketua Umum memiliki uang banyak, demikian juga Nasdem, PAN, Hanura dan partai lainnya. Mungkin kita yang dibeli oleh mereka, tidak mungkin saya mampu membelinya. Karena itu, terlalu naif bila dikatakan saya memborong partai,\" jawabnya. Setelah terlihat perdebatan panjang tersebut, pada segmen statemen penutup, Ridwan Mukti mengatakan bahwa ukuran desa tertinggal di Bengkulu bukan dia buat sendiri, melainkan berdasarkan kriteria dari kementerian.

\"Saya sampaikan bahwa Musirawas sudah tidak tertinggal lagi dan saya pernah mendapatkan penghargaan dari presiden sebagai salah satu kepala daerah terbaik. Untuk IPM Bengkulu saya luruskan 64, bukan 74,\" tukasnya.

Sementara itu, dalam pernyataan penutupnya, Sultan menegaskan bahwa dia lahir dan besar di Bengkulu, kakek neneknya berasal dari Bengkulu, sehingga dia mengaku tahuy persis bagaimana denyut nadi perekonomian masyarakat Bengkulu.

\"Kalau kami memang, harga mati rakyat sejahtera. Saya sebagai pemimpin harus jujur dan terbuka sama rakyatnya. Kami pastikan menjadi pelayan rakyat, jadi pemimpin yang jujur dan setia pada masyarakat dan Bengkulu akan maju maju karena kami didukung penuh oleh 3 presiden sekaligus,\" pungkasnya. (400)

Tags :
Kategori :

Terkait