BENGKULU, BE - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bengkulu, melakukan pemantauan sekaligus sosialisasi untuk menertibkan bangunan dan pondok tertutup di pasir putih Pantai Panjang, pukul 13.30 WIB, kemarin (21/9). Dari hasil pantauan tersebut, Satpol PP mendapati pasangan remaja yang sedang asik duduk berdua di dalam pondok tertutup. Ketika menyadari adanya Satpol PP yang datang, sontak pasangan ini terkejut, dan berusaha menutupi wajahnya agar tidak terlihat oleh kamera wartawan. Pasukan Satpol PP sebanyak hampir 2 peleton yang dipimpin oleh Kabid Trantibum, Suardi ini langsung menegur pasangan tersebut untuk tidak melakukan perbuatan asusila/mesum di dalam pondok tersebut.
\"Jangan di foto-foto pak,\" cetus remaja tersebut.
Selain itu, dalam penelusurannya tak hanya ditemukan 1 pasangan saja, tetapi di pondok-pondok lainnya juga terlihat beberapa pasangan anak muda, yang sedang beduaan. Namun, belum sempat Satpol PP mendekat, dengan dilandasi rasa cemas beberapa pasangan lainnya, langsung keluar dan berusaha melarikan diri dari pondok tersebut menggunakan sepeda motor.
Di sisi lain, karena masih banyak pondok yang tertutup, dalam hal ini pihak Satpol PP memanggil pemiliknya dan memintanya untuk segera dibuka tirai ataupun spanduk yang menutupi dari semua sisi pondok tersebut. \"Tolong bapak buka sendiri tirainya, biar tidak tertutup,\" kata Suardi.
Sementara, saat menggulung tirainya, pemilik pondok yang masih muda tersebut sempat terpancing emosi, ketika mendengar celetukan dari anggota Satpol PP yang lainnya. \"Depan ditutup, belakang ditutup pulo,\" celetuk anggota Satpol.
Sontak, pemilik tersebut dengan nada tinggi mengatakan bahwa pondok tersebut sudah dari kemarin secara perlahan dibongkarnya sendiri, sehingga dari hal itu sempat terjadi ketegangan karena adanya perlawanan.
\"Pondok ini la sayo guyur dari kemaren, sabar ajolah! Orang ko bukannyo ndak apo-apo, cuma ndak cari makan ajo,\" ucapnya dengan nada emosi.
Terpisah dari kejadian tersebut, Kabid Trantibum Satpol PP, Suardi sangat menyayangkan lambannya Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kota Bengkulu, karena saat ini pihaknya belum bisa melakukan eksekusi pembongkaran. Sebab Dinas Pariwisata selaku leading sektor yang berwenang belum menurunkan surat keputusan kapan akan dilakukannya pembongkaran. Padahal, sesuai dari kesepakatan pihaknya dengan Disparekraf, bawasannya Dinas Pariwisata akan mendata warung-warung/pedagang yang belum mempunyai izin. Kemudian, hasil dari pendataan tersebut pihak pariwisata menyampaikan ke Satpol PP dan Polres untuk ditindaklanjuti. Sehingga, sampai sekarang pihak Satpol PP masih menunggu data dari Dinas Pariwisata belum melaksanakan hal tersebut. Maka dari, itu dengan inisiatif sendiri Satpol PP melakukan sosialisasi tersebut.
\"Kita nunggu pariwisata dulu, untuk tahu mana yang sudah diberikan izin dan mana yang tidak memiliki izin. Ketika, itu ada yang tidak memiliki izin, maka sesuai dengan Perda ya kita bongkar, tapi sampai sekarang belum ada itu dari Pariwisata data-data tersebut,\" jelas Suardi. (805)