BENGKULU, BE - Tidak ada orang tua di dunia ini yang menginginkan anaknya terlahir tidak sempurna. Namun takdir Tuhan tidak bisa ditolak. Seperti nasib malang yang menimpa bayi berusia 3 hari bernama Redo. Bayi mungil ini, mengalami kelainan sejak lahir pada Sabtu (01/08) lalu di kediamannya di Desa Taba Tembilang Kecamatan Arga Makmur, Bengkulu Utara (BU). Redo terlahir ke dunia, tanpa memiliki dinding perut. Ususnya terburai danbertahan hidup dengan menggunakan infus dan oksigen.
Kemarin (3/8) BE mengunjungi bayi Redo di Rumah Sakit M Yunus (RSMY) Bengkulu. Sebab Redo yang sebelumnya dibawa ke RSUD Arga Makmur untuk mendapatkan pertolongan harus dirujuk ke RSMY Bengkulu. Redo terbaring lemah di kamar Mawar ruang kebidanan RSMY. Kondisinya pun sungguh memprihatinkan. Sebab bukan hanya tanpa dinding perut, Redo yang memiliki berat 2,5 kilo ini juga tak memiliki pusat, anus dan alat kelamin yang tak sempurna. Maka bayi yang masih berusia 3 hari dari orang tuanya bernama Rizen (21) dan Juniarti (20) ini, harus selalu dicek kondisinya oleh tim dokter.
\"Pasti sedih ketika saya melihat anak bungsu saya ini menderita kelainan seperti ini. Saya pun tak bisa banyak berkata, mungkin ini lah rezeki yang diberikan Tuhan untuk saya,\" ungkap Rizen (21) ayahanda Redo ini kepada BE kamarin (3/8).
Rizan menjelaskan, bahwa awal mula kenyataan ini diterimanya. Ia pun tak pernah mendapat firasat buruk sebelumnya. Karena anak kedua dari dua bersaudara ini, dalam proses kandungannya pun tak pernah melakukan hal aneh sekalipun. Namun demikan, kedua orang tua yang masih 5 tahun menjalani pernikahan ini. Selalu melakukan aktivitas selayaknya kelahiran anak pertama dari keluarga baru ini.
\"Kalau untuk firasat, saya tidak pernah mengalami firasat apa pun. Aktifitas pun kami lakukan seperti biasa,\" ujarnya.
Selian itu, untuk biaya berobat Redo tentunya tidak mudah bagi kedua orang tuanya. Sebab untuk berobat saat ini saja kedua orang tuanya menggunakan kartu BPJS. Karena, uang yang dibutuhkan untuk berobat Redo tidak sedikit. Pasalnya orang tua Redo yang memiliki pekerjaan serabutan petani ini, membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk melakukan opersi pada kelaminan anak bayi ini.
\"Saran dari dokter, anak saya harus di rujuk ke RS Palembang. Tapi kami masih diskusikan dulu dengan keluarga. Karena untuk biaya operasi tadak lah sedikit biayanya,\" papar Rizen serambil menghusapkan wajahnya.
Terlebih itu, operasi untuk penyembuhan Redo juga tidak bisa dilakukan di Bengkulu, karena dalam segi fasilitas dan peralatan medis masih kurang. Karena itulah, Redo harus sesegera mungkin di rujuk ke RS Palembang. Namun, keluarga ini pun tak punya cukup biaya untuk melakukan rujukan itu. Sehingga, keluarga ini pun meminta uluran tangan para donatur untuk melakukan operasi tersebut. (151)