Ricky Adrinaldi dan Gerakan Membaca Alquran One Day One Juz
Kemajuan teknologi tak hanya bermanfaat untuk urusan duniawi. Gerakan One Day One Juz contohnya, yang memanfaatkan teknologi aplikasi smartphone untuk menggelorakan semangat membaca atau tilawah Alquran. Kini anggotanya ratusan ribu orang.
Laporan Ahmad Baidhowi, Jakarta
SEKITAR 50 ribu orang berpakaian gamis putih duduk khusyuk dengan kitab di tangan. Lantunan ayat suci Alquran dari lisan mereka menggema, memenuhi setiap sudut ruang di Masjid Istiqlal, Jakarta.
”Auranya luar biasa,” kata Ricky Adrinaldi, mengisahkan grand launching gerakan One Day One Juz di masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut pada 4 Mei 2014.
Saat itu, tambah Ricky, pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) Jaya Suprana, yang hadir dalam acara tersebut, sampai tercekat. ”Saya tak bisa memberi rekor Indonesia. Karena ini rekor dunia,” ucap Ricky, menirukan bos Jamu Jago itu.
Inti gerakan One Day One Juz adalah membaca Alquran satu juz dalam satu hari. Karena dalam Alquran terdapat 30 juz, dengan membaca satu juz setiap hari, diharapkan Alquran bisa dikhatamkan dalam satu bulan.
Saat ditemui Jawa Pos di kompleks masjid Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Sabtu (27/6), Rickyseolah masih tak percaya dengan capaian yang diraih bersama rekan-rekan perintis komunitas One Day One Juz. Dia menceritakan, program One Day One Juz sebenarnya ada sejak 2007. Program itu dipelopori Bhayu Subrata dengan menggunakan SMS atau pesan singkat untuk mengingatkan rekan-rekannya agar menjalankan tilawah satu juz setiap hari. Lalu, ada Pratama Widodo yang menggunakan media Facebook untuk menyosialisasikan target One Day One Juz. Kemudian, pada September 2013, Nurkholifa, alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, memperkenalkan penggunaan aplikasi WhatsApp (WA) untuk saling mengingatkan program baca Alquran satu juz setiap hari.
Tapi, Ricky-lah yang kemudian bertekad membesarkan gerakan One Day One Juz. Dia memilih aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) dan WA untuk menggerakkan program itu. ”Bayangan saya mengumpulkan 30 orang dalam satu grup BBM atau WA yang dikoordinasi satu orang admin. Masing-masing membaca satu juz berurutan setiap hari. Sehingga dalam satu bulan seluruh anggota grup akan khatam Alquran,” jelas pria kelahiran Padang, 21 Maret 1982, itu.
Langkah pertama yang dilakukan adalah soft launching gerakan One Day One Juz. Undangan disebar via SMS, BBM, WA, Facebook, Twitter, dan dari mulut ke mulut. Pada 11 November 2013, soft launching gerakan One Day One Juz dilakukan di Masjid Baitut Tholibin, kompleks Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta. Tapi, yang hadir hanya enam orang, termasuk Ricky.
Meski begitu, Ricky tak patah semangat. Sedikitnya yang hadir itu justru membuat dia semakin gigih untuk melakukan sosialisasi. Melalui media sosial Twitter, dia me-mention akun-akun ustad terkenal untuk mempromosikan gerakan One Day One Juz. Ricky juga mencoba masuk ke website atau blog-blog yang berisi artikel tentang gerakan dakwah Islam.
Usahanya tak sia-sia. Awalnya, dia butuh waktu 15 hari untuk mengumpulkan 30 orang dalam satu grup WA dan memulai kegiatan One Day One Juz. Namun, dalam waktu singkat, peminat gerakan itu membeludak. Sejak Desember 2013, rata-rata 2.000 orang mendaftar setiap bulan.
”Handphone (HP) saya yang lama sampai hang (rusak, Red). Saya ganti HP baru yang speknya lebih canggih. Sekarang saya ikut 150 grup WhatsApp,” katanya sembari tertawa dan menunjukkan smartphone hitamnya.
Karena itu, ketika grand launching gerakan One Day One Juz pada 4 Mei 2014 di Masjid Istiqlal, jumlah peserta yang datang mencapai lebih dari 50 ribu orang. Sementara total anggota gerakan One Day One Juz di grup BBM dan WA sudah lebih dari 125 ribu orang.
”Dari 11 November 2013 (saat soft launching, Red) hanya 6 orang, menjadi 125 ribu orang pada 4 Mei 2014 (ketika grand launching, Red). Kami sungguh tak mengira. Alhamdulillah,” ucapnya. Gerakan yang dipicu keprihatinan karena banyaknya umat Islam yang kurang rajin membaca Alquran itu kini sudah menjadi gerakan nasional. Niat awal Ricky sederhana, hanya mendorong orang Islam untuk mengakrabi Alquran.
”Sebab, dalam sebuah hadis, Rasulullah menyebut bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah al hal wal murtahal, yakni membaca Alquran dari awal hingga akhir, lalu mengulanginya lagi dari awal,” jelasnya.
Dalam gerakan One Day One Juz, setiap anggota akan melapor via grup BBM atau WA jika sudah selesai membaca satu juz dalam satu hari. Periode satu hari dihitung sesuai sistem penanggalan Hijriah, yakni selepas Magrib sampai Magrib keesokan harinya.
Dalam periode itu, admin grup akan mengingatkan dan memotivasi para anggota untuk menyelesaikan target satu juz setiap hari. Jika ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan satu juz dalam satu hari, admin akan aktif menghubungi langsung untuk menanyakan penyebabnya.
”Namanya manusia, kadang ada rasa malas. Inilah fungsi dibentuknya grup supaya kalau sedang malas bisa disemangati lagi,” kata dia.
Menurut Ricky, berdasar riset Kementerian Agama maupun pengalaman ratusan ribu anggota One Day One Juz, bacaan satu juz Alquran bisa diselesaikan sekitar 45 menit. Karena itu, tip praktis membaca satu juz yang terdiri atas sepuluh lembar Alquran adalah membaca dua lembar tiap usai salat wajib sehingga tidak terasa berat.
”Bagi yang bekerja kantoran, bacaan usai salat Subuh dan Magrib bisa diperbanyak karena waktunya lebih longgar,” ucapnya.
Ricky bersama rekan-rekannya memang tak setengah-setengah dalam mengembangkan gerakan itu. Di tengah kesibukannya sebagai manajer pemasaran di PT Jababeka, perusahaan penyedia kawasan industri di Cikarang, Jawa Barat, ayah dua anak itu terus membesarkan jaringan One Day One Juz. ”Mengajak orang lain mengaji Alquran insya Allah berbuah pahala,” ujarnya.
Selain mengembangkan website www.onedayonejuz.org, gerakan itu sudah berbadan hukum dan terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM. Ricky menjadi ketuanya. Ada struktur dewan penasihat, dewan pengurus pusat, dan pengurus daerah di 135 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. ”Mayoritas anggota kami di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Jogja, Medan, dan lain-lain,” sebut dia.
Saat ini total ada 4.433 grup BBM dan WA untuk gerakan itu. Tiap grup terdiri atas 30 anggota. Dengan begitu, total anggota One Day One Juz yang kemudian dikenal dengan istilah one day one juzer 132.990 orang. Dari jumlah itu, 1.034 grup BBM dan WA adalah kelompok laki-laki atau ikhwan, sedangkan 3.399 merupakan kelompok perempuan atau akhwat.
”Sejak awal, minat akhwat ikut One Day One Juz memang lebih besar. Sama seperti kelompok-kelompok pengajian di masjid yang mayoritas juga ibu-ibu,” kata Ricky.
Bukan hanya di Indonesia, gerakan One Day One Juz sudah menyebar melintasi samudra dan benua, tumbuh berkembang di sekitar 20 negara. Antara lain Malaysia, Singapura, Hongkong, Australia, Mesir, Thailand, Jepang, Amerika Serikat (AS), serta beberapa negara Timur Tengah dan Eropa. Teknologi komunikasi melalui aplikasi BBM dan WA membuat sekat-sekat geografis tak lagi menjadi penghalang.
”Di luar negeri, mayoritas anggota kami pekerja migran, sebagian lagi para mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di sana,” ucapnya.
Menurut Ricky, saat ini anggota aktif One Day One Juz termuda adalah seorang anak asal Indonesia yang tengah ikut orang tuanya bersekolah di Jepang. Usianya baru tujuh tahun dan sudah beberapa bulan ini selalu menyelesaikan bacaan satu juz setiap hari. Adapun anggota tertua berusia 77 tahun.
Beberapa artis atau selebriti juga tercatat sebagai anggota aktif One Day One Juz. Antara lain Teuku Wisnu, Dude Harlino, Baim Wong, dan Oki Setiana Dewi. Bahkan, Wisnu dan Oki sudah didapuk sebagai duta One Day One Juz Indonesia.
”Alhamdulillah, dari artis yang biasanya identik dengan dunia gemerlap, kini makin banyak yang rajin membaca Alquran,” ujarnya, lantas tersenyum.
Seiring dengan membesarnya One Day One Juz, kegiatan gerakan itu pun meluas. Bukan hanya membaca Alquran, tapi juga belajar tajwid untuk memperbaiki kualitas bacaan Alquran di Rumah Quran yang tersebar di berbagai wilayah. Ada pula kajian tafsir agar anggota tidak hanya membaca, tapi juga memahami isi Alquran dan mengamalkannya.
Menurut Ricky, One Day One Juz juga masuk ke gerakan sosial. Misalnya, mereka membantu korban bencana alam di berbagai wilayah Indonesia hingga mengirimkan bantuan senilai Rp 2 miliar kepada umat Islam di Palestina.
”Satu hal yang penting, kami melarang pembicaraan aktivitas partai politik dalam grup. Sebab, kami independen, tidak terafiliasi dengan partai politik maupun ormas tertentu,” ujarnya.
Sudah begitu banyak yang dicapai Ricky dan gerakan One Day One Juz. Namun, dia masih menyimpan impian besar. Menurut Ricky, jumlah anggota sekitar 130 ribu orang saat ini masih jauh jika dibandingkan dengan jumlah umat Islam di Indonesia yang mencapai 200 juta orang. Dia menargetkan bisa menggaet 1 juta orang sebagai anggota One Day One Juz pada 2017.
”Makin banyak umat Islam yang membaca, mendalami, dan mengamalkan Alquran, insya Allah Indonesia makin damai dan sejahtera,” ucap dia. (*/c11/ari)