BENGKULU, BE - Memasuki hari ke-3, jamaah pengajian ilmu tasawuf Thareqoh Naqsyabandiyah di Kota Bengkulu mulai mengalami gejala sakit. Hal ini dialami oleh 2 dari 38 jamaah yang melakukan cek kesehatan, kemarin (30/6). Dua jamaah yang sakit adalah seorang perempuan dan seorang laki-laki yang mengalami darah tinggi.
Arpan sebagai Guru Musit saat ditemui BE kemarin mengatakan, dari hari pertama hingga hari ketiga kondisi kesehatan para jemaah belum begitu mengkhawatirkan atau masih dalam ruang lingkup aman. \"Jadi untuk sementara sampai hari ke tiga ini, kondisi peserta itu boleh dikatakan sehat-sehat saja. Tadi ada 2 orang yang sudah tidak kuat dan mau berbuka,\" tutur Arpan.
Selain itu disampaikannya, untuk saat ini amalan yang dilakukan masih sama seperti sebelumnya sampai hari ke-7 nanti, namun jika ada peserta/jemaah tidak kuat untuk berpuasa, maka tidak mempengaruhi kegiatan/ritual yang dilakukan artinya kegiatan masih tetap berlanjut.
\"Untuk kondisi yang sakit ada sedikit perlakukan khusus seperti ada penambahan dalam mengkonsumsi air yakni meminum 2 gelas air dulu, sebab kondisi sakitnya itu yang kita khawatirkan. Tapi tetap tidak harus banyak karena masih harus dikurangi dikit agar masih menyisakan rasa lapar dan hausnya juga,\" sampainya.
Berdasarkan pantauan BE, dalam mengantisipasi jatuhnya korban jiwa seperti yang dialami di daerah lainnya, pihak kepolisian menurunkan Dokes Bengkulu, untuk melakukan pengecekan kesehatan dengan melihat hasil dari tensi darah terhadap puluhan jemaah suluk tersebut.
Disampaikan Arpan bahwa pihaknya merasa cukup terbantu dengan adanya Dokes yang melakukan pengecekan kesehatan terhadap jamaah tersebut. Sebab menurutnya, hal ini memang perlu dilakukan mengingat kondisi yang rentan dalam menjalankan ibadah tersebut.
(cw3)