JAKARTA- PT Jamsostek optimistis menjadi leader dalam Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ((BPJS) Ketenagakerjaan bertaraf internasional, utamanya dalam memberikan pelayanan dan manfaat optimal untuk pekerja peserta serta turut berkontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional.
Direktur utama (Dirut) PT Jamsostek Elvyn G Massasya mengatakan, ke depan tantangan akan jauh lebih banyak. Transformasi Jamsostek menjadi BPJS Ketenaga kerjaan salah satunya. Elvyn harap, Jamsostek akan menjadi leader BUMN lainnya dalam menjalankan amanah sebagai bagian dari BPJS Ketenagakerjaan.
“Jamsostek akan berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan, sejak 1 Juli 2015 dan perubahan itu diharapkan kepada perubahan yang lebih baik. Jangan selalu mengingat keberhasilan yang telah memuaskan kita, karena hal itu akan menjadikan kita terus berbangga pada keterbatasan kita. Tetapi, ingatlah akan kegagalan dan kelemahan kita sebab hal itu akan mendorong kita untuk terus belajar dan mengkritik diri sendiri. Makanya, kepada seluruh karyawan PT Jamsostek saya selalu mengingatkan untuk dapat mempedomi prinsip Topas, yaitu team work, open minde, passion, action, dan sense,” ujar Elvyn G Massassya,Dirut Jamsostek dalam sambutan tertulisnya yang dilansir bagian humas dan diterima INDOPOS (Grup JPNN), akhir pekan lalu.
Sementara itu, BNI diberi kesempatan oleh Jamsostek dalam penyediakan layanan BNI Virtual Account untuk Jamsostek guna memberikan Jasa Perbankan. Ini diberikan sejalan dengan keinginan pasar serta mendukung Jamsostek dalam memberikan pelayanan terbaik untuk peserta.
“Terkait hal itu, Jamsostek menargetkan hasil investasi sebesar Rp 14 triliun di 2013. Sementara dana investasinya kita targetkan sebesar Rp145 triliun. Untuk 2012, Jamsostek mencatatkan hasil investasi sebesar Rp 12,8 triliun atau di atas target sebesar Rp 12,1 triliun. Kondisi serupa juga terjadi pada dana investasi yang tercatat sebesar Rp 131 triliun atau di atas target sebesar Rp 125,7 triliun,” rincinya.
Alokasi dana investasi Perseroan terbesar diletakkan di instrumen investasi obligasi sebesar 42 persen, yang diikuti saham sebesar 21 persen. Saham menyumbangkan hasil invetasi sebesar Rp 3,4 triliun, sedang obligasi Rp 3,2 triliun. Di 2013 ini, Jamsostek menargetkan perolehan iuran sebesar Rp 24 triliun. (ers)