Bedasarkan pantauan BE yang melihat langsung ke lokasi, jalan yang paling parah yakni dari Desa Kahyapu, Kaana, dan Malakoni. Untuk berjalan kaki pun sangat sulit melalui medan jalanan tersebut terlebih lagi kendaraan bermotor maupun mobil yang melintasinya. Sehingga hal ini menyebabkan terganggunya aktivitas warga sehari-hari.
Dari semua Kepala Desa yang diwawancarai BE mengungkapkan keluhan yang sama. Kepala Desa Kahyapu, Zairin Saputra, mengatakan, jika ada perbaikan skala prioritas yaitu jalan, karena jalan ini menyangkut anak sekolah, angkutan barang dan jasa, namun dengan kondisi yang parah tentunya menggangu aktivitas warga.
Selain itu, bentuk lain dari tingkat kerusakan jalan ini terjadi ketika musim hujan, karena jalanan akan menjadi genangan air yang berlumpur dan membuat lubang tertutup dan semakin dalam. Sehingga tak jarang orang melalui jalan tersebut terjatuh dari kendaraan ataupun terpeleset ketika berjalan kaki. Ketika hujan membuat warga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ketujuan dari desa ke desa.
Kemudian, untuk anak-anak yang sekolah terlebih dahulu harus membungkus seragam dan sepatunya ke dalam tas mereka dan menggunakan pakaian bebas dan baru mengganti pakaian setelah tiba di sekolah, salah satunya dialami oleh siswa SMA Negeri 1 Enggano.
\"Ketika hujan biasanya sekolah mulai masuk pada jam 09.00 WIB, karena sekolah terpaksa menyesuaikan dengan keadaan cuaca pula,\" ungkap Roni, salah satu warga Desa Kaana.
Sangat disayangkan sekali jika hal ini terus dibiarkan, karena sebagaimana yang diketahui bahwa di Pulau Enggano ini memiliki banyak potensi perekonomian yang baik dan berlimpah, salah satunya seperti perkebunan, perikanan dan objek wisata di hamparan pantainya nan indah. Namun dikarenakan masih sangat minimnya pembangunan, membuat sulitnya kemajuan di Pulau Enggano ini.
Selain itu, Kepala Desa Apoho Reddy Heloman menerangkan, untuk yang lebih kental disuarakan masyarakat, yaitu bagaimana Enggano ini bisa dijadikan daerah otorita, dengan memberikan percepatan pembangunan karena jelas APBD terbatas baik kabupaten maupun provinsi. Sehingga dengan seperti itu bisa lebih pesat majunya.
\"Kita sudah pernah membicarakan hal tersebut dengan semua kepala desa dan pihak terkait, namun semuanya itu tergantung keputusan pucuk pimpinan yang menentukan,\" ungkap Reddy. Dia juga mengatakan, bahwa pengajuan masyarakat ini telah direspon oleh pihak pemerintah provinsi, namun untuk secara langsung tidak bisa direalisasikan sebab, dana yang dibutuhkan untuk membangun infrastruktur jalan memerlukan jumlah yang sangat besar. Namun, saat ini pemerintah telah melakukan upaya pembangunan salah satunya dari tranportasi laut dan udara, sehingga akses transportasi dari luar sudah cukup mendukung.
Diharapkan dengan pembangunan infrastruktur lainnya segera bisa teralisasikan agar Enggano bisa maju seperti kecamatan di Provinsi Bengkulu yang lainnya,\" tambahnya. (cw3)