BENGKULU, BE - Polda Bengkulu menggelar rapat pimpinan (Rapim), di gedung aula serba guna Mapolda Bengkulu, Rabu (18/3) kemarin. Dalam kegiatan yang mengambil tema \"Polri Penggerak Revolusi\" ini, berbagai permasalahan yang mengancam keamanan dan ketertiban Provinsi Bengkulu dibahas. Salah satu diantaranya adalah mengantisipasi masuknya gerakan radikal berupa terorisme dan beberapa aliran sesat seperti ISIS dan Gafatar. Dalam acara yang dipandu Dir Reskrimsus Kombes Pol Drs Roy Hardi Siahaan SIK ini, tampak hadir diantaranya Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah SAg MPd, Kapolda Bengkulu Brigjen Pol Drs HM Ghufron MM MSi, Dandrem 041 Gamas Kol Inf Fajar Budiman SIP, Kajati Bengkulu Syahril Yahya SH MH, Ketua PWI Sukatno SPd MSi, perwakilan Bawaslu dan KPU Provinsi Bengkulu, serta jajaran pejabat utama Polda Bengkulu. Dalam sambutannya, gubernur mengungkapkan, pemerintah provinsi akan terus berupaya untuk menangkal kemungkinan masuknya beberapa kelompok yang akan menjadi ancaman bagi masyarakat. Salah satu langkah yang diambil adalah meningkatkan sinergisitas antara Pemprov, TNI, Polri serta seluruh elemen masyarakat. Sebab, ini merupakan salah satu langkah tepat berupa deteksi dini mencegah terjadinya hal tersebut. \"Masuknya kelompok radikal akan menjadi ancaman. Selain itu, Bengkulu juga disinyalir menjadi tempat persinggahan para terorisme. Salah satu upaya yang diambil adalah dengan berkerjsama dengan seluruh Ormas (organisasi masyarakat) serta para penegak hukum yang ada,\" kata gubernur. Senada dengan disampaikan gubernur, Kapolda pun menuturkan hal serupa. Menurutnya kebersamaan merupakan upaya yang tepat untuk mengantisipasi seluruh ancaman yang akan menimbulkan gangguan di masyarakat. \"Kebersamaan ini akan menghasilkan sesuatu yang baik. Jika semua aparat serta masyarakat bersinergi dalam mencapai satu tujuan, maka hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan dengan dilaksanakan secara tersendiri,\" terang Kapolda. Dijelaskan jenderal berbintang satu ini, kebersamaan ini dapat dilakukan dengan menggabungkan seluruh tugas dan fungsi masing-masing setiap penegak hukum serta masyarakat. Dengan demikian, ini akan menghilangkan semua potensi kejahatan yang dikhawatirkan akan muncul dan menjadi gangguan. \"Potensi kejahatan akan muncul jika tak ada upaya. Ini harus ditindak lanjuti dengan membangun sinergi yang baik antara kepala desa (Kades), Babinkamtibmas serta Babinsa. Dengan aksi ini maka potensi kejahatan tidak akan muncul dan potensi yang baik akan berkembang,\" imbuhya. Sedangkan Dandrem, Kol Inf Fajar Budiman SIP, mengungkapkan, bahwa pihaknya siap untuk melakukan koordinasi dengan Polri. Sebab TNI dan Polri terus berkomitmen untuk bersama melakukan berbagai upaya deteksi dini mencegah timbulnya suatu konflik di Provinsi Bengkulu. \"Deteksi dini akan kita maksimalkan untuk penanganan masalah teroris serta pengamanan wilayah di perbatasan serta pulau terluar. Kita punya Babinsa yang merupakan ujung tombak kita, mereka selalu berada di barisan terdepan untuk menjaga keamanan masyarakat,\" sampainya. Sementara Ketua PWI Sukatno SPd MSi, mengatakan, ia memberikan apresiasi atas kinerja para aparat penegak hukum dalam mengantisipiasi terjadinya konflik serta upaya menekan angka kriminalitas di Provinsi Bengkulu. Hanya saja, dalam kesempatan tersebut ia mengharapkan ke depan para penegak hukum tersebut lebih mendekatkan diri kepada masyarakat agar tercipta hubungan yang baik dan harmonis. \"Kegiatan yang baru saja dilakukan oleh penegak hukum dalam menangkap pelaku kejahatan di Binduriang memberikan indeks demokrasi para penegak hukum menjadi naik. Apa yang telah dilakukan menjadi penilaian bagi masyarakat. Harapan masyarakat adalah bagaimana ke depan penegak hukum dapat berbuat lebih baik lagi dan berguna untuk masyarakat,\" tutupnya. (135)
Bangun Sinergi, Antisipasi Terorisme dan Aliran Sesat
Kamis 19-03-2015,10:50 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :