Inflasi Bengkulu Turun

Rabu 18-02-2015,13:20 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu, kemarin (17/2) menggelar rapat di Kantor Gubernur Bengkulu terkait dengan inflasi yang terjadi di Bengkulu dalam kurun waktu Januari hingga pertengahan Februari ini.

Dalam rapat yang dihadiri dipimpin Kadisperindagkop Provinsi Bengkulu Ismed Lakoni SE itu, Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu, Bambang Himawan menyampaikan, berdasarkan penghitungan yang dilakukan BI, pada Januari lalu secara umum inflasi Bengkulu menembus angka 8,82. Angka tersebut berada di bawah inflasi pada Januari 2014 lalu 10,0. Rinciannya, inflasi pada sektor bahan makan bulan Januari lalu sebesar 11,40, sedangkan Januari 2014 lalu sebesar 16,77, kelompok makan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 6,66 lebih tinggi dibanding Januari 2014 sebesar 6,46. Sedangkan untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 8,72, naik dari tahun lalu yang hanya 5,43. Inflasi pada kelompok sandang sebesar 4,46, kesehatan 7,47, pada sektor atau kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 6,01 dan pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 10,34. Khusus pada kelompok ini terjadi penurunan yang siginifikan, karena Januari 2014 lalu inflasi sebesar 16,09. \"Ada beberapa faktor pendorong inflasi itu, yakni terjadi deflasi pada beberapa komoditas seperti cabai merah, dencis dan tongkol. Sedangkan faktor pendorong lainnya adalah administrasi price seperti penurunan tarif angkutan sebagai akibat dari penurunan harga BBM,\" terang Himawan. Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan sejumlah rencana program TPID Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2015 ini terkait masalah inflasi dan deflasi tersebut, diantaranya menyelenggarakan rapat, baik rapat koordinasi tim teknis maupun tidak rapat koordinasi tim kebijakan, peningkatan sinergi dengan pemerintah pusat melalui kehadiran dalam rapat koordinasi Kementerian Koordinator Perekonomian. Rencana program selanjutnya, diseminasi kepada masyarakat melalui media massa untuk menjaga ekspektasi harga, penyampaikan usulan atau rekomendasi kebijakan pengendalian inflasi, peningkatan cadangan pangan daerah dan optimalisasi operasi pasar murah. \"Kita juga berencana kunjungan lapangan ke pasar dalam rangka pemantauan harga-harga komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan, program rekayasa atau demand, program mempertahankan tingkat konsumsi masyarakat miskin melalui pemanfaatan dana sosial keagamaan dan kita akan melakukan program urban farming dalam rangka ketahanan pangan,\" paparnya. Di bagian lain, Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Provinsi Bengkulu, Ismed Lakoni SE mengatakan, bahwa untuk manjangkau suplai, pemerintah akan menggunakan jalur laut sebagai jalur utama masuknya barang-barang ke Provinsi Bengkulu. \"Kita juga akan manfaatkan makanan lokal, karena dari segi kualitas tidak kalah dengan makanan dari luar. Selain itu, kita juga akan berkoordinasi dengan BAZ terkait dengan pendistribusian zakat kepada warga yang tidak mampu,\" ujarnya. Menurutnya, faktor terbesar yang menyebabkan inflasi adalah daging, cabai, semen, dan berbagai sembako lainnya. (400)

Tags :
Kategori :

Terkait