BENGKULU, BE - Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menurunkan angka kemiskinan selama 2014 ini menunjukkan hasil yang menggembirakan, yakni mampu menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,86 persen atau sebanyak 6000 jiwa. Pada Bulan Maret 2013, angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu menembus angka 18,34 persen atau sekitar 403.480 jiwa. Namun pada Maret 2014 turun sebesar 0,86 persen menjadi 17,48 atau sekitar 384.560 jiwa dari total penduduk Provinsi Bengkulu sebanyak 2,2 juta jiwa. \"Angka kemiskinan ini merupakan salah satu indikator utama dalam menilai tingkat kesejahteraan masyarakat. Bila dibandingkan dengan angka kemiskinan secara nasional, angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu memang masih tertinggal jauh, karena secara nasional berada di posisi 11,25 persen,\" ungkap Gubernur Bengkulu, H Junaidi Hamsyah. Selain angka kemiskinan, gubernur juga memaparkan angka pengangguran di Provinsi Bengkulu yang sebelumnya 4,74 persen atau sekitar 104.280 jiwa pada Maret 2013 turun menjadi 76.340 orang pada Maret 2014. \"Angka pengangguran kita ini berada di bawah angka pengangguran nasional, tapi kita harus tetap memberikan perhatian ekstra dan bekerja keras terutama berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kompetensi tenaga kerja,\" terangnya. Gubernur menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan masih tingginya angka kemiskinan di Provinsi Bengkulu, yakni timpangnya penguasaan dan kepemilikan faktor-faktor produksi, seperti lahan dan permodalan serta masih rendahnya keterampilan dan kewirausahaan masyarakat. Selain itu juga dikarenakan sebagian besar masyarakat pedesaan hidup dari sektor informal, seperti buruh tani, nelayan tradisional, buruh bangunan, pedagang kecil dan pekerjaan lainnya yang kadang-kadang penghasilannya tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. \"Faktor lainnya adalah kebijakan dan pelaksanaan pengentasan kemiskinan sifatnya hanya mengurangi tingkat kesulitan hidup kalangan miskin, bukan menurunkan tingkat kemiskinan yang mendasar,\" imbuh gubernur yang juga seorang ustad ini. Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Bengkulu, Ir Muharamin menilai, masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Bengkulu dikarenakan belum adanya terobosan besar yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota se Provinsi Bengkulu. Menurutnya, harus ada usaha besar dari pemerintah daerah, misalnya mengundang investor untuk membuka lapangan pekerjaan baru, memberikan bantuan stimulan usaha kecil dan menengah kepada masyarakat, dan beberapa upaya lainnya. \"Saya melihat selama ini masyarakat diberikan kebebasan atau berusaha sendiri untuk keluar dari kemiskinan, sedangkan program dari pemerintah hanya kecil-kecilan saja, seperti memberikan bantuan bibit sapi, bibit itik dan bantuan bibit perkebunan. Sedangkan program besar belum terlihat,\" ungkapnya. Anggota Dewan Dapil Mukomuko ini pun meminta Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota untuk tidak banyak berharap angka kemiskinan akan turun drastis, jika upaya yang dilakukan pemerintah hanya sekadarnya saja seperti yang sudah dilakukan beberapa tahun belakangan ini. \"Kedepan tidak menutup kemungkinan angka kemiskinan di Bengkulu akan bertambah, karena akhir 2015 ada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sehingga bagi tenaga kerja kita yang mampu bersaing dengan tenaga kerja negara lain, maka dipastikan tersingkir,\" ujarnya. Karena itu, ia meminta kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menyamakan persepsi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk membuat terobosan besar untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Provinsi Bengkulu. \"Sepanjang belum ada sinergitas antara Pemda provinsi dan kabupaten/kota, maka sepanjang itu pula angka kemiskinan masih tinggi di provinsi ini,\" pungkasnya. (400)
Warga Miskin Berkurang 6 Ribu Jiwa
Senin 29-12-2014,11:16 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :