KEPAHIANG, BE - Kasus tagihan listrik membengkak hingga kenaikan dua kali lipat masih dialami sebagian warga Kabupaten Kepahiang. Padahal, kondisi listrik akhir-akhir ini kerap padam.
Kondisi ini seperti dialami oleh warga Kelurahan Dusun Kepahiang Rahma (33), menurutnya setiap bulan biasanya tagihan listrik yang harus dibayarkan sebesar Rp 150 ribu. Hanya saja belakangan ini mencapai Rp 600 ribu untuk tagihan bulan Oktober dan November 2014.
\"Pemakaian listrik normal saja, bahkan dari pihak PLN kadang melakukan pemadaman. Permasalahannya, kok dalam 2 bulan terakhir tagihan listrik membengkak bayaranya,\" ujarnya.
Dengan kondisi ini, diharapkannya pihak PLN Rayon Kepahiang bisa memberikan klarifikasi terkait permasalahan tagihan listrik ini. \"Petugas PLN yang melakukan pengecekan meteran setiap bulannya jarang terlihat, darimana PLN bisa membuat tagihan listrik tersebut,\" jelasnya.
Sementara pihak Sekretariat DPRD (Setwan) Kepahiang menyesalkan manajemen PLN Rayon Kepahiang. Pasalnya, pada sidang paripurna DPRD Kepahiang dengan agenda pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD, terjadi insiden listrik mati sekitar pukul 11.55 WIB. Saat itu, juru bicara Fraksi Gerindra, Hamdan Sanusi baru saja menuntaskan mengucapkan salam.
Walaupun sempat terhenti, pelaksanaan paripurna akhirnya terus berlanjut dengan listrik menggunakan genset. Sekwan H M Taher SH melalui Kasubag Humas Setwan Abdul Pajri SH menyesalkan terjadinya insiden listrik mati tersebut.
\"Padahal kami sudah menyurati PLN dan juga sudah kami sampaikan lisan melalui telepon bahwa Rabu (16/12) ada paripurna, tapi nyatanya listrik mati dan parahnya pas dipertengahan rapat paripurna ini berlangsung,\" sesal Pajri. Menurut Pajri, sidang paripurna tersebut merupakan paripurna yang cukup penting, mengingat setelah penyampaian pandangan fraksi-fraksi, dilakukan pengesahan Raperda APBD 2015.
\"Ini kan paripurna penting, paripurna yang menentukan pembangunan Kepahiang setahun mendatang, tidak seharusnya terusik oleh insiden listrik mati,\" tandasnya.(505)