BENGKULU, BE - Panti Asuhan Tunas Harapan milik Pemerintah Kota Bengkulu dalam kondisi memprihatinkan. Hal ini terungkap dalam inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh gabungan Komisi DPRD Kota Bengkulu, Kamis (11/12).
Ketua Komisi I DPRD Kota Bengkulu, Hj Maghdaliansi SH MH, menyampaikan, Sidak yang mereka lakukan merupakan bentuk tindak lanjut dari laporan masyarakat kepada dewan. Dalam laporan tersebut disebutkan, Panti Tunas Harapan yang dikelola oleh Pemerintah Kota dalam kondisi tidak layak huni.
\"Setelah kita cek langsung, rupanya memang tidak layak. Di lemari mereka sedikit sekali pakaian yang ada. Bahkan mereka ada yang tidak memiliki sandal. Setelah mengetahui kondisi nyata panti ini, kami berharap ini dapat menjadi perhatian khusus dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memperbaikinya,\" katanya usai sidak.
Ia pun juga menyanyangkan dijadikannya sebagian bangunan panti yang dihuni 25 orang tersebut sebagai kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Bengkulu. Ia pun menyarankan agar kantor BKD Kota Bengkulu tersebut dipindahkan atau bangunan panti dibuat terpisah.
\"Kami khawatir dengan adanya status pinjam pakai gedung-gedung disini anak-anak panti jadi terganggu. Apalagi tadi kami dengar anak SMA. Mereka semua rentan mengalami pelecehan seksual dan keamanannya belum tentu terjaga. Kami akan meminta BKD untuk pindah atau Pemerintah Kota segera membuat gedung serba guna yang bisa dihuni oleh anak-anak difabel, anak-anak terlantar, dan kalangan lainnya,\" sampai politisi Golkar tersebut.
Hal yang sama diungkapkan anggota Komisi I DPRD Kota Bengkulu lainnya, Zuliadi SH. Politisi PKS ini menambahkan, Dinas Sosial Kota Bengkulu hendaknya melakukan pengelolaan panti yang terletak di Jalan Batang Hari Nomor 39 Kelurahan Padang Harapan ini dengan baik.
\"Kalau bisa laki dan perempuannya di pisah. Meski mereka masih muda, bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Beberapa jendela dan interior yang rusak juga mohon diperbaiki,\" ujarnya.
Senada diakui Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Drs Eddyson. Setelah melihat sendiri kondisi panti, ia pun turut mengaku prihatin. Namun ia beralasan, kondisi ini sulit untuk diubah karena pembiayaan atas panti ini yang minim.
\"Kita memang tidak menanggung biaya seluruh kebutuhan mereka secara penuh. Hanya bantuan makanan, bantuan sekolah seperti seragam. Untuk yang lain-lain tidak ada. Karena anggaran kita terbatas. Anggarannya seingat saya hanya Rp 170 juta per tahun untuk seluruh penghuni. Untuk makan anak-anak saja butuh Rp 80 ribu per hari ,\" tukasnya.
Ia menjelaskan, terdapat sekitar 20 panti tersebar di Kota Bengkulu. Dari jumlah tersebut, 1 milik Pemerintah Kota, 1 milik Pemerintah Provinsi dan 18 dikelola swasta.
\"Berdasarkan laporan yang kami terima, ada sekitar 4 panti yang tidak mempunyai izin. Ke depan kami akan memberikan pembinaan kepada mereka. Kalau memang dinilai tidak layak untuk dioperasikan, kami imbau ditutup dan mereka dipindahkan kemarin,\" pungkasnya. (009)