Petani Keluhkan Poktan Abal-abal

Kamis 04-12-2014,15:10 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BINGIN KUNING,BE - Permasahan kelangkaan pupuk yang selalu terjadi setiap musim tanam, menjadi kendala petani untuk meningkatkan produksi padi. Kecamatan Bingin Kuning salah satu wilayah yang hampir setiap tahun petaninya mengeluhkan masalah distribusi pupuk bersubsidi tidak tepat sasaran. Petani mengeluhkan pupuk bersubsidi didapatkan oleh petani yang tidak jelas alias abal-abal, sedangkan petani yang benar-benar mengarap lahan justru tidak mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut. Adong (65) menyampaikan keluhan itu saat reses Anggota DPRD Lebong beberapa waktu lalu. Menurutnya saat ini banyak kelompok tani abal-abal alias poktan tidak jelas. Hal ini tentunya membuat para petani yang seharusnya mendapatkan jatah pupuk subsidi malah tidak dapat akibat dimainkan oleh oknum Poktan abal-abal tersebut. \"Masalahnya, setiap tahun kelompok taninya ada, tapi tidak tahu berapa dan dimana lahannya. Selain itu pengurus kelompok taninya semua memiliki ikatan keluarga, misalnya ketuanya adalah bapaknya dan bendahara anaknya sendiri, begitu juga jabatan lainnya masih ada ikatan keluarga,\" ungkap Adong. Selain itu, kata Adong, kondisi tersebut sering dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan praktek ijon. Petani membeli pupuk dengan cara membayarnya dengan hasil panen pada musim panen dengan harga jauh diatas harga standar pemerintah. \"Nah praktek ini kami minta supaya bisa dihapuskan, karena ini menyusahkan petani,\" ucap Adong. Menanggapi keluhan tersebut, Wakil Ketua I DPRD Lebong Mahdi SSos mengatakan, DPRD Lebong melalui Komisi III yang merupakan mitra kerja Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Lebong berupaya mencarikan solusi mengatasi keluhan petani tersebut. Bahkan secepatnya Komisi III DPRD Lebong melakukan hearing dengan DPKP Lebong. \"Memang seharusnya dilakukan penataan ulang mengenai kelompok tani di Kabupaten Lebong. DPKP dan BP4K harus berkoordinasi mengenai masalah kelompok tani tersebut, karena jumlah dan inventarisir kelompok tani ini harus terus dilakukan secara terus menerus, agar bisa mengontrol kekatifan masing-masing kelompok tani,\" kata Mahdi.(777)

Tags :
Kategori :

Terkait